Friday, December 27, 2013
Qadha & Qodrat Dalam Perspektif Budaya Jawa
Seringkali kita lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang memperoleh sesuatu dari dunia, tetapi juga memberikan sesuatu pada dunia. Islam mengenal konsep Qadha dan Qadar yaitu adanya ketetapan2 yang telah diatur oleh Allah SWT. Dalam bahasa mudah dapat kita katakan bahwa di dunia ini ada hal-hal tertentu yang diluar jangkauan kemampuan kita.
Untuk mengatasi masalah tersebut dikenallah konsep tawakal dalam Islam. Tawakal artinya berserah diri terhadap Allah SWT. Sehingga setiap ketetapan yang ada harus kita terima dengan lapang hati karena kita telah menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT. Sekilas konsep ini mirip dengan konsep Nrimo ing Pandum.
Konsep Tawakal atw Nrimo ing Pandum juga seringkali dianggap berlawanan dengan konsep berusaha atau bekerja keras. Padahal jika kita mau mencermati, kedua konsep ini hanya menjelaskan tentang satu hubungan, yaitu bagaimana kt menerima stimulan dari luar.
rasa senang timbul akibat terpenuhinya harapan oleh kenyataan dan bila harapan tidak terpenuhi maka menimbulkan rasa susah. Harapan adalah sesuatu yang kita ciptakan atas kehendak kita sendiri.Sedangkan kenyataan adalah hal-hal yang dalam batas tertentu berada di luar kemampuan kita. Dalam Islam dikenal bahwa Qadha dan Qadar sepenuhnya berada di tangan Allah SWT dan berada di luar jangkauan manusia.
Disinilah Tawakal dan Nrimo ing Pandum menjalankan fungsinya. Kedua konsep ini sebagai pengekang agar manusia tidak terlalu tinggi dalam berharap sehingga ketika kenyataan ternyata tidak sesuai, rasa susah tidak akan menyerang individu tersebut. Konsep ini membantu kita menerima kenyataan yang ada. Tawakal membuat kita berserah kepada Allah SWT atas segala yang telah ditetapkanNya. Nrimo ing Pandum membantu kita untuk menerima segala sesuatu apa adanya tanpa berharap atau menuntut yang tidak-tidak terhadap lingkungan.
Lalu bagaimana tentang berusaha? Dalam Islam selain tawakal juga dikenal konsep ikhtiar. Dimana umat Islam diwajibkan untuk berusaha sekeras mungkin. Bahkan dalam batasan tertentu dikenal juga konsep Jihad artinya bersungguh-sungguh dalam berusaha.
Rasulullah sendiri juga menekankan bahwa tawakal bukan berarti tanpa usaha. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa:
“Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”
Hadis tersebut menjelaskan bahwa meskipun segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah SWT, manusia tetap memiliki kewajiban untuk berusaha. Sehingga adalah salah jika beranggapan bahwa sikap tawakal menyebabkan etos kerja masyarakat menjadi rendah.
Sedangkan bagi masyarakat Jawa kita dituntut untuk selalu memberi tanpa pamrih. Sopan santun terhadap tamu misalnya, menunjukkan bagaimana kita lebih mengutamakan orang lain daripada kepentingan diri kita sendiri. Adanya etos gotong royong dan kerja sama merupakan sebuah bentuk nyata dari konsep usaha di masyarakat Jawa. Dimana kita dituntut bukan hanya berusaha untuk diri kita sendiri, tetapi juga berusaha untuk orang lain tanpa pamrih.
Lalu mengapa kita begitu egois. Hidup ini adalah tentang memberi dan menerima. Menerima apa yang telah diberikan kepada kita dengan lapang hati dan tanpa menuntut dan memberikan apa yang bisa kita berikan semaksimal mungkin tanpa pamrih. Nrimo ing Pandum, Makaryo ing Nyoto.
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (Az Zumar: 38)
Friday, December 20, 2013
Tentang Nishfu Sya'ban
Byk sekali kemuliaan bulan syakban,
Berikut Hadits Hadits yang menerangkan kelebihan malam Nisfu Sya'ban
1. Dari sayyidina Ali karramallahu Wajhah bersabda Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam maksudnya : Apabila datang malam nisfu sya'ban maka ber ibadahlah di malamnya dan puasalah di siang harinya sesungguhnya Allah menurunkan rahmatNya dan para Malaikatnya pada malam itu dan berkata siapa yang minta rezeki ku beri siapa minta ke selamatan aku pelihara siapa yang hendak sesuatu maka akan ku kabulkan sampai terbit fajar.
2. Dari Muaz bin jabal radhiallahu anhu Bersabda baginda Rasulullahu alaihi wasallam maksudnya: pada malam nisfu sya'ban menurunkan Allah akan RahmatNYA dan para malaikatnya maka mengampuni Allah akan Dosa-dosa hambanya.
Di riwayatkan : bahwa pemindahan semua perkara dari lauhil mahfuz pada malam nisfu sya'ban dan selesai pada malam lailatul Qadar Di serahkan urusan rezeki pada Malaikat Mikail urusan perang/gempa/longsor/ bencana pada Malaikat Jibril ,urusan amal pada Malaikat penghulu langit dunia dan urusan Musibah pada Malaikat maut.
3. Daripada sayyidah Aisyah radhiallahu anha berkata :
Malam nisfu sya'ban aku terbagun dan rasulullah tidak ada di sampingku maka aku cari ternyata beliau ada di pekuburan baki sambil memandang kelangit kemudian berkata sungguh Allah menurunkan rahmatNya dan MalaikatNya kelangit dunia pada malam nisfu sya'ban dan mengampuni dosa hambanya sebilang bulu kambing dari pada kabilah bani Kalb.
4. Daripada Sayidah Aisyah radhillahu anha berkata :
Berdiri Rasulullahu alaihi wasallam sembahyang dan kemudian sujud sangat lama sekali sehingga aku mengira beginda telah wafat manakala aku melihat demikian maka aku gerak-gerakan ujung kaki beliau maka bergeraklah kemudian aku kembali kerumah dan ketika baginda selesai dari sembahyang datang dan berkata baginda :
'' tahukah kamu malam apakah ini? Berkata Aisyah:
Allah dan Rasulnya yang lebih tahu berkata baginda :
Malam ini adalah malam Nisfu sya'ban sesungguhnya Allah Memandang dan mengampuni Hamba-hambanya pada malam ini.
5. Dari Naufal al bakali bahwasanya sayidina Ali keluar rumah pada malam nisfu sya'ban dan memandang kelangit sambil berkata keluar pada malam nisfu sya'ban nabiullah Daud alaihissalam dan memandang kelangit dan berkata Ya Allah sesungguhnya malam ini adalah malam mustajab do'a tidak berdo'a seseorang melainkan engkau kabulkan.
6. Diriwayatkan dari Ka'ab al ahbar berkata:
Sesungguhnya Allah Mengutus malaikat Jibril pada malam nisfu sya'ban ke sorga dan memerintahkan Allah seraya di hiasi sorga dan berkata malaikat sesungguhnya Allah melepaskan dari api neraka pada malam ini dari pada hambanya sebanyak bilangan bintang di langit, sebilangan hari dan malam di dunia, sebilangan daun-daun pepohonan, seberat gunung-gunung dan sebilangan pasir-pasir.
7. Berfirman Allah subhanallahu wata ala dalam surah Addukhan ayat 3 dan 4:
انا انزلناه في ليلة مباركة.اناكنامنذرين. فينها يفرق كل امرحكيم.
Berpendapat oleh ikrimah radhiallahu anha dan dan sebagian golongan bahwa maksud Lailah mubarakah adalah malam Nisfu sya'ban.
Faedah amalan pada Nisfu Sya"ban
Diambil daripada faedah hadist dan riwayat tabiin bahwa di sunnahkan menghidupkan dan merayakan malam Nisfu sya'ban dengan ber ibadah seperti sholat sunat tasbih, Baca Alquran, Baca Dzikir, Baca Shalawat, Berdoa dan Baca surat Yasin sebanyak Tiga kali dengan niat :
1. Panjang umur sehat wal'afiat dalam taat dan ibadah kepada Allah.
2. Selamat dari pada musibah, bala, penyakit, wabah.
3 Minta rezeki yang halal, kaya hati dari sekalian makhluk dan mati dalam ke adaan husnul khatimah baik kesudahan.
Dan sekurang-kurangnya pada malam Nisfu Sya'ban Beribadah Dengan Mengerjakan Shalat Isya berjamaah dan Shalat Subuh berjamaah.
Barang siapa membaca pada malam NISFU SYA'BAN:
لااله الا انت سبحانك اني كنت من الظالمين 2375x
Maka Allah beri keselamatan daripada bala dan musibah sampai tahun akan datang.
Berobat Murah Meriah
Berobat dgn bahan2 yg ada di skitar dapur kt? Ђέђέ^⌣^ђέђέ
Seperti berobat dgn bawang putih atw putih telur,
Kemanfaatan dari bawang putih adalah Kandungan Kimia dan Sifat Kimiawi Bawang Putih yg byk sekali mengandung minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Umbi batang mengandung zat-zat:
1. Kalsium : bersifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi.
2. Saltivine : bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf.
3. Diallysulfide, alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang
5. Protein
6. Lemak
7. Fosfor
8. Besi
9. Vitamin A, B1 dan C.
D. Manfaat Bawang Putih
Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif sebagai berikut :
Bawang putih Flu dan Batuk.
Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Pada tahun 1992, peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah melaporkan bahwa bawang tumbuk dalam minyak membunuh bukan hanya membunuh rhinivirus tipe 2 (penyebab umun flu), tetapi juga membunuh 2 macam herpes (penyakit kulit menular) dan beberapa virus umum lainnya.
Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan minum hangat-hangat.
b. Bawang Putih dan Kolesterol
Sekarang ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar 12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawatan.
c. Bawang Putih dan Kanker
Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi kanker.
d.Bawang Putih dan Kehamilan
Riset terbaru menunjukkan bahwa menkonsumsi bawang putih selama kehamilan mengurangi resiko komplikasi kehamilan pre-eclampsia (meningkatkan tekanan darah kandungan protein dalam urine). Studi–studi juga mengungkapkan bahwa bawang putih juga membantu menaikkan lambatnya berat badan bayi yang terlalu kecil. Riset dilakukan oleh Dr. D. Sooranna, Ms J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi tablet bawang putih secara standar selama masa kehamilan dapat mengurangi kemungkinan–kemungkinan komplikasi pada kelahiran. Mereka memfokuskan pada kelambatan pertumbuhan pada bayi dan pre-eclampsia, kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu dan anak yang terjadi pada kira–kira satu diantara sepuluh kehamilan.
Eksperimen menunjukkan bahwa menambahkan ekstrak bawang putih pada sel–sel plaasenta yang kemungkinan menderita kondisi–kondisi tersebut terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan. Lebih jauh lagi, kegiatan enzim–enzim penting yang berkurang pada kehamilan tidak normal juga sangat meningkat dengan diberikannya bawang putih.
e.Sebagai Penyembuh Wasir
Pertama bersihkan dulu daerah anus dan sekitarnya dengan air hangat dan sabun, oleskan jus/beberapa siung bawang putih yang sudah dimemarkan sebanyak 3-5 kali pada anus yang telah dibersihkan, tunggu beberapa menit lalu bersihkan.
f. Meningkatkan Stamina
Setelah dikaji secara mendalam, ternyata bawang putih dapat menjadi sumber stamina dan kekuatan fisik yang tinggi. Walaupun sebelumnya mereka jarang sekali sakit, tiba-tiba mereka mudah terserang flu, orang – orang seperti inilah yang terutama membutuhkan daya pembangun stamina yang terdapat di bawang putih. Orang-orang yang mudah lelah seharusnya menambah stamina mereka dengan makan sedikit bawang putih setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Caranya, bisa kita campurkan dalam olahan masakan kita dan menelannya.
g. Mengontrol Gejala Diabetes
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit bawaan yang ditandai oleh tak cukupnya insulin di dalam tubuh, sebagai akibat kelebihan gula di dalam darah dan urine, serta kelaparan yang hebat dan kehausan. Penderitanya selalu ingin makan yang manis-manis, dan walaupun ia suka makan yang manis-manis dan makanan lainnya, berat badan cenderung berkurang. Gejala utamanya, menurunnya daya tahan tubuh terhadap kuman dan bakteri gangguan kulit serta berkurangnya gairah seksual, penyakit usus dan pembuluh darah. Penggunaan bawang putih secara bijaksana dalam diet merupakan salah satu cara mendapatkan manfaat terbesar dari makanan yang dimakan dengan demikian menyumbang pada kondisi tubuh yang baik
E. Pengaruh Pemakaian Bawang Putih
Akibat mengkonsumsi bawang putih terlalu banyak membuat napas kita menjadi bau, untuk menghilangjkannya kita dapat melakukan cara –cara berikut ini :
1. Meminum air teh kental atau kopi setelah mengkonsunsi bawang putih
2. Memakan kulit limau dengan cara dikunyah
3. Mengimbangi dengan makanan yang terbuat dari protein, hati, dan telor
4. Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau dijadikan acar
Dalam mengkonsumsi bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah, karena dapat mengganggu lambung. Oleh karena itu dianjurkan agar bawang putih terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dipanggang dulu sebelum makan. Tetapi bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apapun sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.
Friday, December 13, 2013
Syi'iran
Yaa Rosullulloh salamun alaik.. yaa rofi aghsya niwaddaroji..
Atfatayaji rothal’alami.. ya uhailalju diwal karomi..
Ya uhailalju diwal karomi..
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran.. Kelawan muji maring Pengeran..
Kang paring rohmat lan kenikmatan.. Rino wengine tanpo pitungan..
Rino wengine tanpo pitungan..
Duh bolo konco prio wanito.. Ojo mung ngaji syare’at bloko..
Gur pinter ndongeng nulis lan moco.. Tembeh mburine bakal sangsoro..
Tembeh mburine bakal sangsoro..
Akeh kang apal Qur’an hadist’e.. Seneng ngafirke marang liyane..
Kafire dewe gak di gatekke.. Yen eseh kotor ati akale..
Yen eseh kotor ati akale..
Gampang kabujuk nafsu angkoro.. Ing pepaese gebyare ndunyo..
Iri lan meri sugihe tonggo.. Mulo atine peteng lan nisto..
Mulo atine peteng lan nisto..
Ayo sedulur jok nglalek ake.. Wajibe ngaji sak pranatane..
Nggo ngandelake iman tauqite.. Baguse sangu mulyo matine..
Baguse sang mulyo matine..
Kang aran sholeh bagus atine.. Kerono mapan sari ngelmune..
Laku toreqot lan ma’rifate.. Ugo haqeqot manjing rasane..
Ugo haqeqot manjing rasane..
Alqur’an qodim wahyu minulyo.. Tanpo tinulis iso diwoco..
Iku wejangan guru waskito.. Den tancepake ing njero dodo..
Den tancepake ing njero dodo..
Kumantil ati lan pikiran.. Mrasuk ing badan kabeh jeroan..
Mukjizat Rosul dadi pedoman.. Minongko dalan manji nge iman..
Minongko dalan manjinge iman..
Kelawan Alloh kang Moho suci.. Kudu rangkulan rino lan wengi..
Di tirakati di riyadlo’i.. dzikir lan suluk Jo nganti lali..
dzikir lan suluk Jo nganti lali..
Uripe ayem rumongso aman.. Dununge roso tondo yen iman..
Sabar narimo najan pas pasan.. Kabeh tinakdir saking Pengeran..
Kabeh tinakdir saking Pengeran..
Kelawan konco dulur lan tonggo.. Kang podho rukun ojo gae sio..
Iku sunahe Rosul kang mulyo.. Nabi Muhammad panutan kito..
Nabi Muhammad panutan kito..
Ayo nglakoni sekabehane.. Alloh kang bakal ngangkat drajate..
Senajan asor toto dho hire..
Ananging mulyo maqom drajate..
Ananging mulyo maqom drajate..
Lamun palastro ing pungkasane.. Ora kesasar roh, lan sukmane..
Den gadang Alloh suargo manggone.. Utuh mayite ugo ulese..
Utuh mayite ugo ulese.
Friday, December 6, 2013
Pentingnya Membudayakan Bermusyawarah
Dalam Islam, musyawarah telah menjadi wacana yang sangat menarik. Hal itu terjadi karena istilah ini disebutkan dalam al-Qur’an dan Hadits, sehingga musyawarah secara tekstual merupakan fakta wahyu yang tersurat dan bisa menjadi ajaran normatif dalam Islam. Bahkan menjadi sesuatu yang sangat mendasar dalam kehidupan umat manusia, yang dalam setiap detik perkembangan umat manusia, musyawarah senantiasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan di tengah perkembangan kehidupan umat manusia.
Musyawarah yang diajarkan oleh al-Qur’an bisa dianggap sebagai tawaran konsep utuh yang selalu relevan dengan setiap perkembangan politik umat manusia. Bagaimanapun bentuk konsep politik yang terjadi, musyawarah tetap memiliki relevensi yang tidak terbantahkan, karena musyawarah merupakan ajaran yang bersumber langsung dari Tuhan.
Rasulullah adalah orang yang suka bermusyawarah dengan para sahabatnya, bahkan beliau adalah orang yang paling banyak bermusyawarah dengan sahabat. Beliau bermusyawarah dengan mereka di perang badar, perang uhud, perang khandak dan lainnya. Terkadang beliau mengalah dan mengambil pendapat mereka untuk membiasakan mereka bermusyawarah dan berani menyampaikan pendapat dengan bebas sebagaimana di perang uhud. Di Hudaibiyah Rasulullah bermusyawarah dengan Ummu Salamah ketika para sahabatnya enggan bertahallul dari ihram.
musyawarah adalah berkumpulnya manusia untuk membicarakan suatu perkara agar masing-masing mengeluarkan pendapatnya kemudian diambil pendapat yang disepakati bersama.
Musyawarah pada dasarnya hanya dapat digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya, yaitu mengeluarkan madu. Oleh karena itu unsur-unsur musyawarah yang harus dipenuhi adalah;
a) Al-Haq; yang dimusyawarahkan adalah kebenaran,
b) Al-’Adlu; dalam musyawarah mengandung nilai keadilan,
c) Al-Hikmah; dalam musyawarah dilakukan dengan bijaksana.
Pertama, surat al-Syura, ayat 38:“bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka.” (QS. Al-Syura: 38)
Ayat ini di turunkan di Makkah (Makiyyah) sebelum hijrah dan sebelum berdirinya daulah Islamiyah (era Madinah). Ini menunjukan bahwa musyawarah merupakan salah satu karakteristik penting yang khas bagi umat Islam, selain iman kepada Allah, mendirikan shalat, saling menolong dalam masalah ekonomi. Oleh karena itu Allah memuji orang yang melaksanakannya.
Musyawarah merupakan salah satu ibadah terpenting. Oleh sebab itu, masyarakat yang mengingkari atau mengabaikan musyawarah dapat dianggap sebagai masyarakat yang cacat dalam komitmen terhadap salah satu bentuk ibadah.
Dari ayat tersebut di atas dapat diketahui, bahwa sebelum masa hijrah, kaum muslimin sudah mengenal musyawarah. Bahkan sebelum agama Islam datang, masyarakat Arab sudah mengenal musyawarah. Sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an, surat al-Naml: 32, bahwa Ratu (Balqis penguasa negeri Saba’) yang hidup pada masa Nabi Sulaiman dalam kepemimpianannya sering bermusyawarah dengan bawahannya.
Kedua, terdapat dalam surah Al-Baqarah, ayat 233 (Madaniyyah):
“Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya (suami isteri) ingin menyapih anak mereka (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan antara mereka, maka tidak ada dosa atas keduanya.
Ayat ini tergolong ayat Madaniyyah yang menjelaskan bagaimana seharusnya hubungan suami isteri sebagai mitra dalam rumah tangga saat mengambil keputusan yang berkaitan dengan rumah tangga dan anak-anak mereka (seperti menyapih anak) dengan jalan musyawarah. Allah juga berfirman,
“Bicarakanlah di antara kalian segala sesuatu dengan baik dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu untuknya.” (QS. At-Thalaq: 6)
Ibnu katsir mengatakan, Di dalam menyapih anak, kedua orang tua harus mengadakan musyawarah. Tidak diperbolehkan penyapihan yang dilakukan tanpa ada musyawarah.(12)Lebih jauh lagi, dalam berhubungan rumah tangga (suami isteri) baik masalah pendidikan anak-anak mereka, harta benda, rencana pengembangan masa depan mereka dan permasalahan apapun dalam rumah tangga seharusnya dimusyawarahkan antara suami isteri dan juga anak-anaknya. Yang demikian telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim bermusyawarah dengan anaknya (Nabi Ismail),
Nabi Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Shaffat: 102)
Ketiga, terdapat dalam surah Ali Imran ayat 159 (Madaniyyah):
“Maka dengan rahmat dari Allah engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati keras, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada-Nya.
Dalam ayat-ayat musyawarah di atas tidak ditemukan satupun Asbab al-Nuzul, baik itu dalam kitab Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul karya al-Suyuthi, Asbab al-Nuzul karya al-Wahidi ataupun dalam kitab-kitab Tafsir Salaf. Namun demikian dalam surah Ali Imran ayat 159 dapat dipahami dari penafsiran para ulama, bahwa ayat ini diturunkan seusai perang Uhud. Ketika itu sebagian sahabat ada yang melanggar perintah Nabi. Akibat pelanggarana itu akhirnya menyeret kaum muslimin ke dalam kegagalan sehingga kaum musyirikin dapat mengalahkan mereka (kaum muslimin) dan umat Islam menderita kehilangan tujuh puluh sahabat terbaik, di antaranya adalah Hamzah, Mush’ab dan Sa’ad bin ar Rabi’. Namun Rasulullah tetap diserukan untuk bersabar, tahan uji dan bersikap lemah lembut, tidak mencela kesalahan para sabahatnya dan tetap bermusyawarah dengan mereka, sebagaimana yang terkandung dalam surah Ali Imran ayat 159.
egitu juga Ibnu Katsir mengatakan, bahwa Rasulullah telah bermusyawarah dengan para shahabat dalam perang Uhud untuk menentukan tindakan, tetap tinggal di Madinah atau keluar mengahadapi musuh. Para sahabat memilih keluar menghadapi musuh, maka keluarlah (pasukan muslim) menghadapi mereka.(14)
Kegagalan ini tidak membuat Rasulullah mencela dan membenci mereka pada peperangan Uhud, namun Rasulullah bersikap lemah lembut pada mereka. Yang demikian Allah memberitahukan, bahwa itu semua merupakan taufik yang Allah berikan pada beliau.(15)
Ayat di atas (QS. Ali Imran: 159) secara tekstual ditujukan pada Rasulullah, namun kandungan perintahnya juga untuk para umat setelahnya secara umum.
Dari ayat-ayat tersebut di atas, dapat diambil pelajaran bahwa musyawarah dilakukan dalam tiga aspek.
1. Musyawarah terhadap persoalan keluarga, hal ini karena dalam kehidupan keluarga, khususnya antara suami dengan isteri, terdapat hal-hal yang harus disepakati dan diatasi sehingga kehidupan rumah tangga bisa berjalan dengan baik.
Dari ayat di atas (QS. 2: 233), juga dapat diambil sebuah pelajaran bahwa dalam kehidupan keluarga, persoalan yang tidak terlalu besar saja seperti menyusui harus disepakati melalui proses musyawarah, apalagi persoalan yang lebih besar dan lebih prinsip dari masalah tersebut.
2. Musyawarah terhadap persoaan-persoalan dalam kemasyarakatan (QS. 42:38).
3. Musyawarah terhadap persoalan politik, perjuangan, kenegaraan dan lainnya. Karena itu, ketika Rasulullah Saw memimpin pasukan perang beliau harus bermusyawarah dengan para sahabat yang menjadi pasukannya. Namun pada saat hasil keputusan musyawarah tidak sesuai harapan, maka hal itu tidak boleh membuat seorang pemimpin menjadi emosional. (QS. 3:159)
C. Kedudukan Musyawarah dalam Islam
Kedudukan musyawarah sangat agung di sisi Allah. Oleh karenanya Allah menyuruh rasul-Nya melakukannya. Allah berfirman,
“Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan.” (QS. Ali Imran: 159).
Dalam ayat ini merupakan perintah Allah kepada Nabi untuk berpegang kepadanya. Kalau Nabi sebagai orang yang ma’sum, diperintahkan untuk bermusyawarah dalam masalah urusan umat, maka umatnya sebagai manusia yang tidak maksum lebih-lebih lagi harus melakukan musyawarah.
Ayat di atas seakan-akan berpesan kepada Rasulullah, bahwa musyawarah harus tetap dipertahankan dan dilanjutkan, walaupun terbukti pendapat yang pernah mereka putuskan keliru. Kesalahan mayoritas lebih dapat ditoleransi dan menjadi tanggung jawab bersama, dibandingkan dengan kesalahan seseorang meskipun diakui kejituan pendapatnya sekalipun.
Rasulullah adalah orang yang paling senang dengan bermusyawarah. Abu Hurairah mengatakan,
“Saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih banyak bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya daripada Rasulullah.
Musyawarah telah menjadi bagian dari kehidupan Rasulullah dan para sahabat, sehingga hampir tidak ada yang tidak dimusyawarahkan oleh beliau pada saat mendapatkan masalah, karena selain musyawarah merupakan perintah Allah, musyawarah juga dapat dijadikan sebagai media untuk menyelesaikan segala problem.
Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Rasul bersabda,
“Tidak akan gagal orang yang senantiasa mengerjakan istikharah untuk menentukan pilihan dan tidak menyesal orang yang mengimplementasikan
D. Anggota Musyawarah
Dalam musyawarah dibutuhkan beberapa anggota untuk memecahkan persoalah yang dihadapi. Dengan mengikutsertakan anggota-anggota masyarakat dalam permusyawaratan selain akan menambah ide demi kesempurnaan suatu pemecahan masalah atau suatu rencana, para peserta juga dapat melepaskan suatu yang terpendam dalam hatinya sehingga bebas dari ketidakpuasan dan sekaligus terciptanya rasa memiliki terhadap keputusan tersebut. Perasaan ini biasanya berlanjut pada pertanggungjawaban.
Dalam musyawarah tidak mudah melibatkan seluruh anggota masyarakat, tetapi keterlibatan mereka dapat diwujudkan melalui orang-orang tertentu yang mewakili mereka, yang oleh para pakar diistilahkan Ahl al-Hal wa al-’Aqd(20) atau Ahl al-Ijtihad atau Ahl al-Syura.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyatakan, dalam urusan hukum agama seharusnya orang yang berilmu. Sedangkan dalam urusan dunia orang yang diajak musayawarah adalah orang yang berakal (mengerti dalam perkara yang dibicarakan).
Imam syafi’i mengatakan, orang yang diajak musyawarah adalah orang yang berilmu dan juga dapat dipercaya. Oleh karenanya, tidak sepatutnya mengajak orang bodoh (tidak mengerti permasalahan) untuk musyawarah, karena tidak ada manfaatnya dan juga tidak mengajak orang yang berilmu tapi tidak dapat dipercaya, karena bisa saja dia malah menyesatkan. Rasulullah bersabda,
“Yang diajak bermusyawarah (diminta pendapatnya) adalah orang yang dapat dipercaya.”
E. Ruang Lingkup Musyawarah
Musyawarah merupakan persoalan yang dapat mengalami perkembangan dan perubahan, oleh karenanya al-Quran menjelaskan petunjuknya dalam bentuk global (prinsip-prinsip umum), agar petunjuk itu dapat menampung segala perubahan dan perkembangan sosial budaya manusia.
Persoalan yang perlu dimusyawarahkan ada dua pendapat, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Qadhi, yaitu: Pendapat pertama: yang dimusyawarahkan adalah urusan dunia, dan pendapat kedua: yang dimusyawarahkan adalah urusan dunia dan akhirat (keagamaan) dan yang ini adalah lebih benar.
Menurut hemat penulis pendapat yang kedua lebih baik dari pendapat pertama. Namun demikian tidak semua persoalan dalam urusan agama dimusyawarahkan. Persoalan-persoalan yang telah ada petunjuknya dari Allah secara qath’i, baik langsung maupun melalui Nabi-Nya, tidak dapat dimusyawarahkan. Musyawarah hanya dilakukan pada hal-hal yang belum ditentukan petunjuknya secara pasti dalam urusan agama.
Inilah di antara yang membedakan antara Musyawarah dalam Islam dengan demokrasi sekuler. Dalam demokrasi sekular persoalan apa pun dapat dibahas dan diputuskan. Tetapi musyawarah yang diajarkan Islam, tidak dibenarkan untuk memusyawarahkan segala sesuatu yang telah ada ketetapannya dari Tuhan secara tegas dan pasti, dan tidak pula dibenarkan menetapkan hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Ilahi.
Ali berkata pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika tanpak suatu persoalan pada kami yang belum ada dalam al-Qur’an dan tidak ada keterangan jelas di dalamnya?’ Rasulullah bersabda, ‘Kalian mengadakan musyawarah dalam persoalan dengan hamba-hamba mu’min dan jangan memutuskan pendapat sendiri.”
Adapun methode pengambilan keputusan dalam musyawarah adalah:
Pertama, dalam masalah hukum agama yang tidak qath‘i (pasti) , maka yang menentukan keputusan dalam hal ini adalah faktor kekuatan dalil; bergantung pada yang paling baik (ahsan). Allah berfirman,
”Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Al-Zumar: 18)
Al-Qusyairi mengatakan, mendengarkan segala sesuatu, namun yang diikuti adalah yang terbaik.
Kedua, dalam perkara yang menjelaskan pelaksanaan suatu aktivitas. Dalam masalah ini, keputusan dikembalikan pada pendapat mayoritas atau dapat dilakukan dengan cara voting. Hal ini sesuai dengan praktik Rasulullah dalam musyawarah saat perang Uhud.
Voting memang bukan jalan satu-satunya dalam musyawarah. Boleh dibilang voting itu hanya jalan keluar (terakhir) dari sebuah deadlock musyawarah. Sebelum voting diambil, seharusnya ada brainstorming. Dari sana akan dibahas dan diperhitungkan secara eksak faktor keuntungan dan kerugiannya. Tentu dengan mengaitkan dengan semua faktor yang ada.
F. Sikap dalam Musyawarah
Sesunguhnya musyawarah adalah di antara bentuk ibadah-ibadah untuk mendekatkan pada Allah.Oleh karena itu, agar musyawarah mendapatkan suatu keputusan yang baik dan diridhai Allah, hendaknya anggota musyawarah memiliki sikap-sikap dalam bermusyawarah sebagaimana yang disebutkan dalam surat Ali Imran: 159 di atas, yaitu:
1: Lemah lembut, baik dalam sikap, ucapan maupun perbuatan, bukan dengan sikap emosiaonal dan kata-kata yang kasar, karena hal itu hanya akan menyebabkan orang-orang meninggalkan majelis musyawarah.
2: Memberi maaf atas hal-hal buruk yang pernah dilakukan oleh anggota musyawarah sebelumnya. Juga dalam bermusyawarah harus menyiapkan mental pemaaf terhadap orang lain karena bisa jadi dalam proses musyawarah itu akan terjadi hal-hal kurang menyenangkan atas sikap, perkataan atau tindak-tanduk orang lain. Manakala sikap pemaaf ini tidak dimiliki dalam bermusyawarah, hal itu akan berkembang menjadi pertengkaran secara emosional dan berujung pada perpecahan yang melemahnya kekuatan jamaah
3: Bertawakkal kepada Allah. Setelah bermusyawarah, seharusnya keputusan yang telah diambil diserahkan pada Allah, karena Dialah yang menentukan segala sesuatu. Ibnu katsir mengatakan, Jika selesai bermusyawarah dan telah membulatkan keputusan, maka bertawakkallah pada Allah.(30) Begitu juga di kemudian hari jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan, bertawakkal pada Allah sangat diperlukan, bukan malah saling salah-menyalahkan. Yang demikian itu telah dicontohkan Rasulullah seusai perang Uhud yang memperoleh kegagalan, namun tidak saling salah-menyalahkan
3: Memohon ampun pada Allah. Karena dalam bermusyawarah, merupakan suatu kemungkinan berbuat kesalahan yang tidak disadari, baik pada sesama anggota musyawarah ataupun pada Allah. Oleh karena itu Rasulullah mengajarkan doa kaffaratul majlis. Sebgaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far, bahwa Rasulullah bersabda,
“(Doa) penghapus dosa dalam majlis, hendaknya seorang hamba mengucapakan, “Maha Suci Engkau. Ya Allah, aku memuji-Mu yang tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.” Kecuali diampuni dosanya selama dia berada di majlis itu.”
4: Membulatkan tekad. Seharusnya dalam suatu musyawarah membulatkan tekad dalam mengambil suatu keputusan yang disepakati bersama bukan saling ingin menang sendiri tanpa ada keputusan. Kemudian keputusan-keputusan yang telah diambil harus dijalankan
G. Faidah Musyawarah
Di antara faidah-faidah yang dapat dipetik dari musyawarah adalah:(31)
1. Sesunggunya musyawarah merupakan di antara bentuk ibadah-ibadah sebagai pendekatan pada Allah.
2. Memecahkan masalah-masalah yang terpendam dalam hati.
3. Dalam musyawarah terdapat tukar pikiran. Dengan demikian akan menambah ide-ide (baru).
4. Dengan musyawarah tidak akan saling menyalahkan dalam berbuat (karena ada rasa memiliki terhadap isi keputusan musyawarah tersebut dan dapat mempertanggungjawabkannya secara bersama-sama).
5. Jika harapan dalam musyawarah tidak sesuai harapan bukan suatu hal yang hina.
Friday, November 29, 2013
Detik-detik Wafatnya Rasulullaah
Detik-Detik Wafatnya Insaanul Kaamil (Rosul Saw.)
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah,aku pernah mndngar اللّه berfirman kepadaku, Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal“. kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku'.Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum'.'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'
Shalati, shalati... Dan,berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.Kini,mampukah kita mencintai sepertinya?
Friday, November 22, 2013
Keutamaan Hari Jumat dan Bersholawat
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi, pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintaannya.” (HR. Hurairah dan Muslim)
"Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan ibadah atw shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)
"Sedekah pada hari Jum'at dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah". (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).
“Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)
Diriwayatkan bahwa Rasulallah saw bersabda,
“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku,
‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril berkata,
Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’
Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi,
‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.’
Malaikat itupun berkata,
‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetesan yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,
‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.’
Rasulallah saw pun bertanya,
‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.’
Malaikat itupun menjawab,
‘Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’ “
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
."Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)
Friday, November 15, 2013
Kisah-kisah Inspirasi
Terangkum dr berbagai inspirasi n jg ada dr kiriman inspirasi dr para sahabat2 n ditunggu kirimannya dr sahabat2 yg lain?:-)
Lets cekidot?Ђέђέ^⌣^ђέђέ
Kisah pertama:
Seorang pemuda yg lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air.
Sampai di rumah ia minta orangtuanya untk mencari Guru agama, Ustadz atau siapapun yg bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya Orangtua pemuda itu
mendapatkan ustadz.
Pemuda: Anda siapa? apakah bisa menjawab pertanyaan2 saya?
Ustadz: Saya hamba Tuhan dan dgn izin-Nya, saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda: Anda yakin? Profesor dan banyak org pintar saja tdk mampu menjawab pertanyaan saya.
Ustadz: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya
Pemuda: Saya punya 3 pertanyaan=
1. Kalau memang Tuhan ada, tunjukkan wujud Tuhan kpd saya
2. Apakah yg dinamakan Takdir
3. Kalau setan diciptakan dari api
kenapa dimasukan ke neraka yg
dibuat dari api, tentu tdk menyakitkan buat setan sebab mereka memiliki unsur yg sama.
Apakah Tuhan tdk berpikir sejauh itu?
Tiba-tiba Ustadz tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kpd saya?
Ustadz: Saya tdk marah. Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yg anda ajukan kepada saya.
Pemuda: Saya sungguh tdk mengerti
Ustadz: Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit
Ustadz: Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda: Ya
Ustadz: Tunjukan pada saya wujud sakit itu!
Pemuda: Saya tdk bisa
Ustadz: Itulah jawaban pertanyaan pertama, kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.
Ustadz: Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda: Tdk
Ustadz: Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah
tamparan dari saya hari ini?
Pemuda: Tdk
Ustadz: Itulah yg dinamakan Takdir
Ustadz: Terbuat dari apa tangan yg saya gunakan untuk menampar anda?
Pemuda: kulit
Ustadz: Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda: kulit
Ustadz: Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda: sakit..
Ustadz: Walaupun Setan terbuat dr api dan Neraka terbuat dr
api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan mjd tempat yg menyakitkan
Friday, November 8, 2013
Tentang Berwudhu
Pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut.
Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya
Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.
Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudlu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.
Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari?
Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.
Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.
Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain karena dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).
Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudlunya.
Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran. Wudlu sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudlu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi dengan wudlu.
Friday, November 1, 2013
Tawadhuk
Seorang Mukmin ibarat seperti pohon yang kokoh, lebat buahnya, manis rasanya yang tumbuh ditepi jalan, ketika dilempar orang dengan batu, pohon itu membalas dengan buahnya yang manis (Abu Bakar Ash-Shiddiq)
Sikap seorang mukmin yg demikian ini dinamakan sikap "tawadhuk":
- Tawadhuk artinya bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh serta menjauhi perbuatan takabbur(sombong). Tawadhuk adalah satu sifat orang mukmin yang termasuk 'siddiqqin'.
- Fadhil bin Iyad mengatakan, "orang tawadhuk ialah orang yang patuh dan taat menerima yang benar serta menerima kebenaran itu walau dari sesiapa pun."
- Tawadhuk ialah sifat yang terpuji, yang tidak pernah menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain.
- Al Junaid mengatakan: "Orang yang tawadhuk ialah orang yang yang tidak pernah membusungkan dada,orang yang bersifat lemah lembut dan hormat pada sesiapa pun, meskipun orang yang miskin dan tidak berpangkat."
- Ibnu Ahaillah as Sakandari seorang ahli fiqih berkata: "Bahwa tawadhuk satu sifat yang tegas, hanya 'menerima yang hak dan menolak yang batil'.
- Al Harawi menegaskan, "tawadhuk ialah satu tekad kesungguhan dalam mencapai yang benar."
Demikianlah beberapa penjabaran mengenai sifat tawadhuk. Walau apapun, tawadhuk bukanlah satu amalan yang di reka-reka dan di sengajakan. Tapi sifat tawadhuk itu adalah pancaran hati yang suci murni, tidak sedikit pun terkilas di hati agar manusia mengetahui bahawa ianya seorang yang tawadhuk atau di sebut warak'
Allah berfirman dala surah Al Furqan ayat 63
"Dan Hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang, ia lah orang yang berjalan di atas muka Bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil mengajak bertengkar dengan mereka, mereka balas dengan ucapan-ucapan bijaksana."
Friday, October 25, 2013
Setiap Masalah Pasti Ada Solusinya
Mungkin mudah mengatakan kepada orang lain "sabarlah",saat orang lain itu dihadapkan dengan ujian yang tidak menyenangkan,tapi apakah kita mampu mengatakan pada diri kita sendiri "sabarlah" saat kita berada dalam posisi yang sama?
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran : 139)
"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal." (QS. AN NAHL:41-42)
"Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya" (QS:23:62)
"Bersabarlah, dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan dari Allah." (QS. An-Nahl : 127)
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah : 153)
Sekarang, coba Anda jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Mungkinkah guru memberikan ujian kepada anak didiknya tanpa menyiapkan jawabannya?
2. Mungkinkah guru memberikan ujian tanpa mempersiapkan anak didiknya?
3. Mungkinkah guru memberikan ujian anak SMA kepada anak SD?
4. Mungkinkah guru tidak meluluskan anak didiknya yang mampu menjawab ujian?
Nah, guru saja begitu, apalagi Allah?
1. Mana mungkin Allah memberikan masalah kepada Anda tanpa menyiapkan solusinya!
2. Mana mungkin Allah memberikan masalah tanpa mempersiapkan Anda terlebih dahulu!
3. Mana mungkin Allah memberikan masalah yang Anda tidak mampu mengatasinya!
4. Mana mungkin Allah tidak mengangkat derajat Anda ketika Anda mampu mengatasinya!
setiap masalah pasti memang Allah telah persiapkan sesuai kemampuan kita, tentu Allah juga mempersiapkan jawaban atas masalah tsb.tinggal kita kembalikan saja pada Allah seraya memohon petunjukNya.
Mari bertanya kpd al Qur,an tenteng ujian2 di kehidupan kt ini?:-)
(Kenapa aku diuji ?)
Qur’an Menjawab :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ” Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2)
(Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik terus ?)
Qur’an Menjawab :
………. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)
(Kenapa aku diberi ujian seberat ini?)
Qur’an Menjawab :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Level Keimanan)………. (Al-Baqarah : 286)
(Bolehkah aku frustrasi dan Minder ber-Islam ?)
Qur’an Menjawab :
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)
(Bolehkah aku berputus asa ?)
Qur’an Menjawab :
………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)
(Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?)
Qur’an Menjawab : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. (Al-Baqarah : 45)
(Bagaimana menguatkan hatiku?)
Qur’an Menjawab :
….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)
(Apa yang kudapat dari semua ujian ini?)
Qur’an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka(At-Taubah :111).
Salam ukhuwah....
Friday, October 18, 2013
Mencintai Karena Allah
Dari Mu'adz bin Anas, Sesungguhnya Rasulullah bersabda, 'Barang siapa memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, mencintai karena Allah dan berumah tangga karena Allah maka sungguh imannya sempurna' (HR. Ahmad).
Hadist diatas mengisyaratkan kita agar di dalam membangun keluarga yang kokoh, indah dan bahagia haruslah dengan meletakkan iman dan taqwa kepada Allah sebagai pondasi untuk mewujudkannya. Sejak berta'aruf atau berkenalan untuk saling mengenal, memohon kepada Allah agar untuk mendapatkan pasangan yang diridhaiNya, 'Ya Allah, jadikanlah pasanganku ini adalah pasangan yang Engkau ridhai bagiku didunia dan diakhirat.' Namun sayangnya dewasa ini banyak mereka yang mengesampingkan Allah saat berkenalan, terjebak dalam berpacaran, mengorbankan kesucian dengan alasan cinta semua itu justru menimbulkan bencana maka tidak heran apabila rumah tangganya jauh dari ketenteraman, tidak bahagia, berantakan dan akhirnya bercerai anak-anak kemudian menjadi korban. Itulah sebabnya letakkan pondasi keimanan kita kepada Allah sebagai landasan untuk membangun keluarga sakinah agar keluarga kita bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Untuk mengingatkan kembali agar tidak terjadi awal yang keliru pada calon suami dalam konseling pra pernikahan saya menanyakan, 'apakah anda sungguh-sungguh mencintai pasangan anda sehingga mau menikah dengannya? Bila iya, apakah anda pernah menyampaikan pesan Allah di dalam al-Quran Surat ar-Ruum ayat 21 tentang keluarga bahagia kepada pasangan anda? Bila tidak, berarti anda tidak sungguh-sungguh mencintai pasangan anda karena membiarkan dirinya akan hidup menderita.' Hal ini memang berat, namun lebih baik kita memiliki awal yang benar dan menentukan agar kita bisa membangun keluarga yang kokoh, indah dan bahagia. Keluarga sakinah mawaddah warahmah. Sebagaimana Firman Allah,
'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum berpikir. (QS. ar-Ruum : 21)
Tafsir ayat 21 dari surah Ruum
kata sakinah berasal dari kata "litaskunuu ilaiha",Yang artinya “Agar kamu semua tenang kepadanya (pasanganmu)”
Ayat ini menunjukkan bahwa ketenangan bukan hadiah dari Allah ketika kamu semua menikah, ketenangan adalah kondisi yang harus diupayakan oleh kamu semua agar terwujud dalam rumah tangga kamu semua.penggalan ayat tersebut memberi tahu kita bahwa dipertemukanya kita dengan pasangan kita adalah agar kita berupaya membangun rumah tangga yang tenang dan tentram.
Setelah ketenangan bisa dikondisikan, hadiah dari Allah diberikan yaitu timbulnya mawaddah(cinta)
"Wa ja'alna bainakum mawaddah",yg artinya:Dan Allah menjadikan diantara kamu semua mawaddah.
mawaddah atau cinta antara suami istri adalah hadiah yang diberikan setelah pasangan tersebut bisa menciptakan kondisi yang tenang dalam rumah tangga mereka.
Ketenangan akan terwujud kalau kita memahami atau berusaha memahami atau pura pura paham dan menerima apapun kelemahan dari pasangan kita,jangan lupa bahwa pasangan kita tercipta dari kita juga(silahkan baca awal ayat diatas)tersirat sebuah kesimpulan “kalau pasangan kita berasal dari diri kita,berarti kelemahan dan kekurangan pasangan kita juga ada pada diri kita”.
Ada 10 poin yg perlu kt ketahui utk yg mau atw sudah berkeluarga?:-)
- Menggembirakan hati perasaan istri itu berNILAI SEDEKAH dan itu bagian dari (teladan) SUNNAH RASULULLAH (Hikmah alhadist).
- Ketahuilah jika suami melakukan hubungan badan dg istri dengan penuh kasih sayang maka ALLAH gugurkan dosa2nya melalui sela2 jarinya (Hikmah Alhadist).
- Yang pertama suami cium/kecup ketika ingin (mulai) jima (hubungan badan) adalah pada kening/dahi istrinya dengan penuh kasih sayang. Kemudian bacalah doa seperti yang di contohkan Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW. Bismillahi, Allahumma jannibnasy syaithana wajannibisy-syaithana maa razaqtanaa (Dengan Nama Allah, ya Allah jauhkan setan dari kami dan jauhkan setan dari (anak) yang Engkau berikan kepada kami), Maka sesungguhnya jika ditakdirkan diantara keduanya didalam persetubuhan itu akan mendapat anak, niscaya setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. ( Hadits Shahih riwayat : Bukhari)
- Wanita mempunyai kelebihan 99 bagian dalam kelezatan bersetubuh tetapi wanita takut (untuk berterus terang tentang hal itu) krn rasa malunya (Alhadist).
- Jangan pernah sekalipun menceritakan rahasia pasangan kita karena perbuatan itu tak ubahnya meludah kemuka sendiri (Fiqih wanita 418).
- Ketahuilah istrimu merupakan rizqi bagimu. Oleh karena itu sayangilah dia setulus hatimu (AnNuur: 32).
- Lelaki yang sholeh itu pasti sgt sayang pd istri dan anak2nya,demikian sebaliknya, istri sholehah sgt sayang pd keluarga (Ar-Rum:21).
- Saling memuaskan sewajarnya kepada pasangan kita dalam hubungan biologis adalah salah satu kunci dari mendapat SAKINAH (Ar-Rum:21).
- Sentuhan fisik membawa sentuhan bathin. Karena itu jangan remehkan bersentuhan fisik, walau hanya mencium istri atau suami anda.
- Bagaimana mungkin aku menyakiti istriku sementara dia melayaniku dan merawat anak-anakku? (Umar bin Khattab).
Friday, October 11, 2013
Ilir-ilir
Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure (hu)wus sumilir
-Bangunlah,bangunlah,tanamannya telah bersemi.
Kanjeng Sunan mengingatkan agar orang-orang Islam segera bangun dan bergerak.Karena saatnya telah tiba. Karena bagaikan tanaman yang telah siap dipanen
Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar
-Bagaikan warna hijau yang menyejukkan, bagaikan sepasang pengantin baru
Hijau adalah warna kejayaan Islam, dan agama Islam disini digambarkan seperti pengantin baru yang menarik hati siapapun yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya.
Cah angon, cah angon, penek(e)na blimbing kuwi
-Anak gembala, anak gembala, tolong panjatkan pohon belimbing itu.
Yang disebut anak gembala disini adalah para pemimpin. Dan belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol dari lima rukun Islam dan sholat lima waktu. Jadi para pemimpin diperintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk memberi contoh kepada rakyatnya dengan menjalankan ajaran Islam secara benar. Yaitu dengan menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu.
Lunyu-lunyu penek(e)na kanggo mbasuh dodot (s)ira
-Biarpun licin, tetaplah memanjatnya, untuk mencuci kain dodot mu.
Dodot adalah sejenis kain kebesaran orang Jawa yang hanya digunakan pada upacara-upacara atau saat-saat penting. Dan buah belimbing pada jaman dahulu, karena kandungan asamnya sering digunakan sebagai pencuci kain, terutama untuk merawat kain batik supaya tetap awet. Dengan kalimat ini Sunan Kalijaga memerintahkan orang Islam untuk tetap berusaha menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu walaupun banyak rintangannya (licin jalannya). Semuanya itu diperlukan untuk menjaga kehidupan beragama mereka. Karena menurut orang Jawa, agama itu seperti pakaian bagi jiwanya. Walaupun bukan sembarang pakaian biasa.
Dodot (s)ira, dodot (s)ira kumitir bedah ing pingggir
-Kain dodotmu, kain dodotmu, telah rusak dan robek
Saat itu kemerosotan moral telah menyebabkan banyak orang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga kehidupan beragama mereka digambarkan seperti pakaian yang telah rusak dan robek.
Dondomana, jlumatana, kanggo seba mengko sore
-Jahitlah, tisiklah untuk menghadap (Gustimu) nanti sore
Seba artinya menghadap orang yang berkuasa (raja/gusti), oleh karena itu disebut 'paseban' yaitu tempat menghadap raja. Di sini Sunan Kalijaga memerintahkan agar orang Jawa memperbaiki kehidupan beragamanya yang telah rusak tadi dengan cara menjalankan ajaran agama Islam secara benar, untuk bekal menghadap Allah SWT di hari nanti.
Mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane
-Selagi rembulan masih purnama, selagi tempat masih luas dan lapang
Selagi masih banyak waktu, selagi masih lapang kesempatan, perbaikilah kehidupan beragamamu.
Ya suraka, surak hiya
-Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA
Di saatnya nanti datang panggilan dari Yang Maha Kuasa nanti, sepatutnya bagi mereka yang telah menjaga kehidupan beragamanya dengan baik untuk menjawabnya dengan gembira.
Demikianlah petuah dari Sunan Kalijaga lima abad yang lalu, yang sampai saat ini pun masih tetap terasa relevansinya.
Friday, October 4, 2013
Sunday, September 15, 2013
Taubatan Nasukha (part 2 of 2)
ALLAH swt sentiasa memerintahkan kita supaya bertaubat,sebagaimana firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya.” (At-Tahrim: 8.)
Allah telah membuka pintu harapan kepada hamba-hambaNya: “Katakanlah; wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa kamu semua.Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)
Syarat2 melakukan taubat nashuha :
1. Meninggalkan kemaksiataan yang dilakukannya.
2. Menyesali perbuatannya.
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi selama-lamanya.
4. Jika terkait dengan hak-hak orang lain maka hendaklah ia mengembalikannya kepada yang memilikinya.
Harus mempunyai tekad di dalam hati tidak akan melakukan dosa itu untuk selama-lamanya
Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka taubat yang dilakukan itu tidaklah sah. Jika dosa berkaitan dengan manusia yang lain, maka syaratnya ditambah lagi, yaitu harus dapat membebaskan diri dari hak orang yang berkaitan.Contohnya jika hal itu berbentuk harta, harus dikembalikan. Jika berbentuk hukuman, ia harus menyerahkan diri mohon dimaafkan.Jika hal berupa cacian dan sebagainya, maka ia harus memohon keridhoannya utk memaafkan.
Waktu melaksanakan taubat :
Di antara penyebab yang akan membangkitkan jiwa seseorang itu bertaubat adalah jiwa yang selalu mengingat kematian dan hidup sendirian di dalam kubur.Kata-kata mati adalah sesuatu yang sangat menakutkan kebanyakan manusia. Mati berarti berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai. Hari terputusnya segala nikmat. Sedangkan berpisah sebentar saja dengan anak atau isteri, dapat mengalirkan air mata kesedihan, apa lagi berpisah untuk selamanya
Di samping mengingat tentang azab penderitaan yang bakal dihadapi oleh orang-orang yang berdosa mengingat kenikmatan syurga yang bakal ditempati oleh orang-orang yang soleh juga dapat membangkitkan keinginan jiwa untuk melakukan taubat dengan segera
Firman Allah: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.” (Az-Zumar: 30)
Wallahu alam bishowab.
Taubatan Nasukha (part 1 of 2)
Sesungguhnya tidak satu manusia pun di alam ini yang terbebas dari dosa walaupun kecil. Namun demikian Allah swt dengan rahmatnya kepada hamba-hamba-Nya selalu memberikan kepada mereka yang berbuat dosa kesempatan untuk bertaubat dari segala dosa dan kesalahan. Allah selalu membukakan pintu taubat-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat selama ruhnya belum berada di kerongkongan atau matahari terbit dari barat.
Taubat dari dosa menurut Al Ghozali adalah kembali kepada Sang Maha Penutup aib dan Yang Maha Mengetahui yang ghaib (Allah swt). Ia merupakan awal perjalan orang-orang yang berjalan, modal orang-orng sukses, langkah awal para pencinta kebaikan, kunci istiqomah orang-orang yang cenderung kepada-Nya, awal pemilihan dari orang-orang yang mendekatkan dirinya, seperti bapak kita Adam as dan seluruh para Nabi.(Ihya Ulumuddin juz IV hal 3)
Tentunya taubat seorang yang berdosa hendaklah dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh bukan bertaubat kemudian dengan mudahnya dia mengulangi lagi perbuatan maksiatnya. Inilah yang disebut dengan Taubat Nashuha artinya taubat yang sebenar-benarnya, murni dan tulus, sebagaimana firman Allah swt,”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim : 8)
Dosa yang dilakukan seorang manusia baik yang terkait dengan Allah swt, seperti : tidak menjalankan perintah-perintah-Nya ataupun dosa yang terkait dengan manusia lainnya, seperti : mencuri harta bendanya dan lainnya, menuntutnya untuk melakukan taubat agar Allah swt memberikan ampunan kepadanya dan manusia yang dizhalimi tersebut memberikan pemaafan kepadanya.
Cara-cara melakukan taubat nashuha :
1. Meninggalkan kemaksiataan yang dilakukannya.
2. Menyesali perbuatannya.
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi selama-lamanya.
4. Jika terkait dengan hak-hak orang lain maka hendaklah ia mengembalikannya kepada yang memilikinya.
Wallahu A’lam bishowab
Monday, September 9, 2013
Monday, August 26, 2013
Fatamorgana Dunia
Seyogyanya kt sebagai seorang muslim harus mewaspadai ttg fatamorgana dunia.Mempelajari dr firman Alloh:
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.” (QS. Luqman [31]: 33)
Kehidupan dunia hanya kesenangan sementara, namun banyak yang tidak selamat pada jebakan itu. Nafsu menjadi pengendali hidupnya, hingga tidak pernah ada kepuasan atas apa yang dimiliki. Semua selalu kurang dalam pandangannya.
Mengapa hanya karena untuk memenuhi kebutuhan dunia, manusia rela mengorbankan waktu, tenaga, fikiran? Seolah-olah dunia adalah segalanya? Penyebabnya karena dunia dianggap penting! Semakin orang menganggap penting suatu perkara, maka semakin besar pula pengorbanan untuk mencapai hal tersebut. Demikian pula dengan kehidupan duniawi, hingga ibadah pun biasa saja, sekadar luput dari kewajiban.
Sebagai contoh, banyak orang menunda panggilan muadzin untuk bersegera melakukan shalat, hanya karena rapat belum selesai. Itu terjadi karena rapat dianggap lebih penting daripada shalat. Betapa sombongnya kita seolah-olah kehidupan ditentukan oleh kita lewat rapat tersebut. Seolah-olah tahu yang akan terjadi, dan semuanya tergantung pada ikhtiar kita. Padahal, segala sesuatu itu terjadi mutlak kehendak Allah yang Maha Menentukan.
Banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada ikhtiar, ilmu, tenaga dan kecerdasannya, lupa kepada sang Maha Pemberi Segalanya. Kejayaan dunia, harta dan tahta menjadi tolak ukur kemuliaan dalam hidup. Hatinya telah tertutup dengan silaunya dunia, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-baqarah [2]: 212): “Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”
Cukuplah Allah segala-galanya bagi kita, Ia Maha Tahu yang terbaik bagi kita. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Kasih dan Sayang. Insya Allah, bagaimanapun banyaknya masalah yang dihadapi namun bagi orang yang hatinya sudah mantap kepada Allah, tidak ada gentar ataupun takut. Allah telah memberikan ketenangan hati padanya dan solusi dari jalan yang tidak disangka-sangka serta dibukakan hikmah dari setiap kejadian. Semoga kita selalu mendekatkan diri kepada-Nya dan menjadi pecinta Allah sejati.
Friday, August 23, 2013
UNDANGAN KHAUL AKBAR
HADIRILAH ... !!!
KHAUL AKBAR
Hari/tanggal: Sabtu Pahing / Malam Ahad Pon, 31 Agustus 2013
Pukul: 20.00 Wib - Selesai
Tempat: Kediaman Beliau Mbah YUSUF / GUS SYARIF Bin AGUS BADARI (Rejosari Mantenan Grabag Magelang)
Acara: Istighosyah, Mujahadah dan Pengajian umum.
Insyallah Akan dihadiri oleh Simbah Abdul Kholiq dari Magelang Jawa Tengah dan Para Kyai JAWA TENGAH dan JAWA TIMUR
Belajar Dari Universitas Kehidupan
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN.
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kau sedang belajar KEIKHLASAN.
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN.
Tetap semangat..
Tetap sabar..
Tetap tersenyum.. :)
Terus belajar..
Karena kau sedang menimba ilmu di universitas KEHIDUPAN.
TUHAN menaruhmu di tempatmu yang sekarang, bukan karena kebetulan:)
Orang yg hebat tidak díhasilkan melalui
...kemudahan
...kesenangan
daņ ketenangan
Mereka díbentuk melalui
keSUKARan,
tantangan dan
airmata
Ketika engkau mengalami sesuatu yg sangat berat dan merasa dítinggalkan sendiri dlm hidup ini ...
Angkatlah Tangan daņ Kepalamu ke atas ....... Tataplah masa depanmu ...... Ketahuilah...
TUHAN sedang mempersiapkanmu untuk menjαdi ....Orang yg Luar Biasa....
Tetap semangat jalani kehidupan ini,...
Kembangkan senyuman dan mari katakan "innalloha ma'ana"?:-)
Tuesday, July 30, 2013
NEVER GIVE UP, C'MON!
1. Hadapi kenyataan: Mungkin saja yang menjadi “polisi tidur” penghambat jalan sukses anda adalah diri anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah anda merupakan sumber semua masalah tersebut.
2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.
3. Agar mendapat gambar yang jelas, anda pelu fokus. Begitu anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan anda erjakan, anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan anda harus mengerjakan.
4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.
5. Bila anda bergerak itu belum berarti maju. Gejala pasti anda dalam belenggu kesulitan adalah saat anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar anda dapat bergerak maju, anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.
6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. “Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik,” begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.
7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi anda.
8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda “manusiawi” adalah “mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda.” Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda “humanitas”. Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, “sudah dari sononya”, atau sikap keras kepala. Jika itu adalah anda, maka terimalah moto baru: “Jangan lakukan!” Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.
9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh anda untuk memecahkan persoalan anda. Mintalah pertolongan mereka.
10. Bila tidak membuat anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju kesuksesan anda tidaklah mudah. Mungkin anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah anda sehingga membuat anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang anda pilih. Bila anda tidak merasa bahagia maka anda perlu mengevaluasi tujuan anda atau bagaimana anda mencapai tujuan
tersebut.
Nuzulul Qur'an
Sunday, July 21, 2013
Keutamaan Diam
Salah satu praktek yang harus ditempuh para sufi dalam perjalanan mereka mendekati Tuhan disebut dengan Al-Shumt. Dalam praktek ini, seorang sufi berusaha mengendalikan lidahnya dengan membiasakan diri untuk banyak diam dan mengurangi pembicaraan.
Dalam kitab Ihyâ ‘Ulûmuddîn, Imam Al-Ghazali menceritakan seorang saleh yang mempunyai kebiasaan untuk bicara hanya setelah salat Isya saja. Kebiasaan ini ia kerjakan selama lebih dari empat puluh tahun. Jika tidak ada hal yang sangat perlu untuk ia bicarakan, ia lebih memilih untuk diam. Dengan ini ia mengurangi pembicaraannya hampir pada tingkat nol.
Menurut Sayyid Haidar Amuli, jika kita menutup mulut untuk tidak bicara, itu berarti kita mengizinkan hati kita untuk bicara lebih banyak. Sebenarnya kita memiliki hati yang selalu mengajak kita berbicara. Salah satu pembicaraan hati adalah mengecam perilaku-perilaku kita yang kurang baik. Seperti disebutkan dalam Al-Quran: Sungguh aku bersumpah demi hati yang selalu mengecam. (QS. Al-Qiyamah: 2)
Hati bisa berbicara. Ketika mulut seseorang terlalu banyak bicara, ia tidak akan dapat mendengar suara hati nuraninya. Suara hatinya tersumbat oleh riuhnya suara-suara mulutnya sendiri.
Tuhan memberikan isyarat-isyarat gaib-Nya kepada kita melalui hati kita. Jika kita terlalu banyak bicara, isyarat-isyarat gaib itu akan terhalang. Dalam Al-Quran, Allah swt menunjukkan kemurkaan-Nya kepada orang-orang yang terlalu banyak bicara: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu membicarakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Al-Shaf: 3) Meskipun demikian, dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa kemampuan bicara adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Allah seperti dinyatakan dalam surat Al-Rahman: Tuhan Yang Mahapemurah, Yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia dan mengajarnya pandai berbicara. (QS. Al-Rahman: 1-4)
Masih dalam Ihyâ Ulûmuddîn, Imam Al-Ghazali mengelompokkan pembicaraan kepada empat macam. Pertama, pembicaraan yang hanya mengandung bahaya saja dan tidak memiliki manfaat. Kedua, pembicaraan yang mempunyai manfaat dan tidak di dalamnya tidak mengandung bahaya. Ketiga, pembicaraan yang selain ada manfaatnya juga ada bahayanya. Keempat, pembicaraan yang tidak mengandung bahaya dan tidak memiliki manfaat.
Pembicaraan yang banyak mengandung bahaya dan tidak memiliki manfaat jelas harus kita hindari. Kita pun harus menghindari pembicaraan yang tidak ada manfaatnya dan tidak ada bahayanya. Pembicaraan seperti itu adalah pembicaraan yang berlebihan. Nabi saw bersabda, “Manusia yang paling baik adalah manusia yang memberikan kelebihan hartanya dan menahan kelebihan omongannya.”
Jenis pembicaraan yang ketiga, yaitu pembicaraan yang selain ada manfaatnya juga ada bahayanya itu juga lebih baik kita hindari. Sesuai satu dalil dalam Ushul Fiqh yang menyatakan bahwa bahwa bila di dalam satu unsur terdapat bahaya sekaligus manfaat, maka unsur itu harus kita tinggalkan. Demikian pula halnya dengan minuman keras. Al-Quran bercerita tentang manfaat yang ada dalam minuman keras namun bahaya yang terdapat d
i dalamnya lebih besar: Katakanlah pada keduanya itu (khamar dan judi) terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya. (QS. Al-Baqarah: 219)
Imam Al-Ghazali hanya memperbolehkan satu jenis pembicaraan saja; yaitu pembicaraan yang hanya memiliki manfaat dan tidak mengandung bahaya.
Keutamaan Diam
Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa yang diam, dia pasti selamat.” Sementara pada waktu lain, Rasulullah saw berkata, “Diam itu kearifan tetapi sangat sedikit orang yang melakukannya.”
Hadis lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Sufyan menceritakan seseorang yang datang menemui Rasulullah saw. Orang itu meminta, ”Wahai Rasulullah, ceritakan kepadaku tentang Islam, yang setelah engkau tiada aku tidak akan bertanya lagi kepada siapa pun.” Nabi menjawab, ”Katakanlah: Kamu beriman kepada Allah lalu beristiqamahlah kamu.” Orang itu bertanya lagi, ”Ya Rasulallah, dari hal apa aku harus berhati-hati?” Rasulullah saw menjawab dengan isyarat tangan yang menunjuk kepada lidahnya.
Uqbah bin Amir pernah bertanya kepada Rasulullah, ”Wahai Rasulallah, apakah arti dari keselamatan itu?” Nabi saw menjawab, ”Kendalikanlah lidah kamu; jadikanlah rumahmu sebagai tempat yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman dengan kehadiran orang-orang saleh dan menangislah akan kesalahan kamu.”
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin menjaminkan kepadaku apa yang ada di antara kedua gerahamnya dan apa yang ada di antara kedua kakinya, aku jaminkan bagi dia surga.”
Hadis yang lain meriwayatkan Rasulullah saw berkata, ”Tidak akan lurus iman seseorang sebelum lurus hatinya dan tidak akan lurus hati seseorang sebelum lurus lidahnya. Dan tidak pernah masuk surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari gangguan lidahnya.” Orang yang lidahnya senang mengganggu tetangganya diharamkan masuk surga. Di zaman Nabi, suatu hari dilaporkan kepada Nabi perihal seorang perempuan yang kerjanya setiap hari berpuasa dan setiap malam salat tahajud, tetapi perempuan ini sering menyakiti hati tetangganya dengan lidahnya. Rasulullah saw mengatakan, “Dia berada di neraka.”
Seorang Arab dari dusun pernah datang menemui Nabi saw seraya berkata, ”Wahai Rasulullah, tunjukanlah aku kepada satu amal yang bisa memasukkan aku ke dalam surga.” Nabi berkata, ”Berikanlah makanan kepada yang lapar, berikanlah minuman kepada yang dahaga, perintahkan kebaikan, dan larang keburukan. Jika engkau tidak mampu melakukan itu semua, tahan lidahmu kecuali untuk yang baik saja.”
Sebuah hadis yang lain menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Amal yang paling ringan dilakukan tubuh kita adalah diam.” Diam adalah satu-satunya amal yang bentuknya tidak sulit untuk dikerjakan tetapi dalam prakteknya susah untuk dilakukan, padahal diam merupakan amal saleh. Dalam riwayat lain, Rasulullah berkata, ”Selamatnya manusia adalah karena ia memelihara lidahnya. Ketergelinciran lidah lebih berbahaya daripada luka-luka di dalam tubuh.” Ketergelinciran lidah adalah kebinasaan yang paling berat.
Abdullah bin Mas’ud berkata, ”Demi Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia, tidak ada yang kita perlukan untuk kita penjarakan selama-lamanya selain lisan kita.” Thawus Al-Yamani, salah seorang sufi besar, pernah berkata, “Lidahku adalah binatang buas. Kalau aku lepaskan dia, dia akan memakanku.” Wahab bin Munabbih menyebutkan, ”Wajiblah buat orang yang berakal untuk bertindak arif dalam mengetahui keadaan zamannya dan menjaga lisannya serta memperhatikan urusannya.” Seorang tokoh sufi lain, Hasan Al-Bashri, berkata, ”Belum sempurna agama seseorang sebelum dia menjaga lisannya.”
Dalam Nahjul Balâghah, Imam Ali berkata, ”Al-lisân mîzânul insân." Lidah itulah ukuran manusia.” Dalam riwayat lain, Imam Ali menyebutkan, ”Lisan itu adalah penerjemah hati.” Imam Ali juga berkata, ”Betapa banyaknya darah tertumpah karena lidah; betapa banyaknya manusia yang binasa karena lidahnya; dan betapa banyaknya ucapan yang menyebabkan kamu kehilangan kenikmatan. Maka simpanlah perbendaharaan lidahmu sebagaimana kamu menyimpan perbendaharaan emas dan uangmu.” Ucapan Imam Ali yang lain tentang hal ini adalah, “Kecelakaan manusia karena lidahnya dan keselamatan manusia terletak dalam pengendalian lidahnya.”
Kejahatan Lidah
Imam Al-Ghazali menyebutkan beberapa kejahatan yang dapat dilakukan oleh lidah kita. Hanya satu cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari kejahatan lidah, yaitu dengan jalan diam.
Kejahatan lidah yang pertama adalah berbicara hal-hal yang tidak perlu. Nabi saw bersabda, ”Seseorang tidak dianggap mukmin sebelum dia menghindari segala sesuatu yang tidak perlu baginya.” Ciri seorang muslim yang baik ialah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat darinya.
Anas, seorang sahabat Nabi, bercerita; Suatu hari pada Perang Uhud, aku melihat seorang pemuda yang mengikatkan batu ke perutnya lantaran kelaparan. Ibunya lalu mengusap debu dari wajahnya sambil berkata, ”Semoga surga menyambutmu, wahai anakku.” Ketika melihat pemuda yang terdiam itu, Nabi berkata, ”Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.” Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, ”Kalau engkau temukan seseorang yang sangat berwibawa dan banyak diamnya, ketahuilah mungkin ia sudah memperoleh hikmah.”
Kejahatan kedua adalah pembicaraan yang berlebihan. Kelebihan pembicaraan dapat terjadi bila kita ingin menunjukkan kefasihan pembicaraan kita kemudian kita hias pembicaraan kita dengan hal-hal yang tidak perlu, agar orang lebih tertarik pada omongan kita. Penyebab kelebihan pembicaraan juga adalah adanya sikap ingin menunjukkan kepada orang lain tentang sesuatu yang sebenarnya tidak pantas untuk kita tunjukkan. Terkadang kita sering berbicara kepada orang tentang sesuatu yang sebenarnya orang lain tidak berkepentingan dengan hal itu. Tetapi lidah kita gatal untuk menceritakannya pada orang lain.
Banyak berbincang-bincang atau mengobrol juga termasuk ke dalam kategori pembicaraan yang berlebihan. Al-Quran menyebutkan, ”Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam per-bincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.” (QS Al-Nisa: 114) Dalam suatu hadis disebutkan, ”Berbahagialah orang yang menahan kelebihan pembicaraannya dan membelanjakan kelebihan hartanya.”
Kejahatan ketiga adalah mengobrol tentang hal-hal yang batil. Di hari akhirat nanti, terjadi perbincangan antara para penghuni surga dan para penghuni neraka. Ahli surga bertanya kepada ahli neraka, “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke neraka?” Para ahli neraka menjawab, “Dahulu kami tidak pernah melakukan salat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS. Al-Mudatsir: 42-45).
Kejahatan lidah yang keempat adalah berdebat. Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari. Seringkali lidah kita gatal untuk mendebat seseorang. Kita menikmati perdebatan karena dengan perdebatan kita dapat memuaskan nafsu binatang buas yang ada pada diri kita. Sifat binatang buas ini mendorong kita untuk mengalahkan, menghancurkan, dan membuat kita lebih tinggi daripada orang lain.
Nabi berkata, ”Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, maka Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga. Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan yang batil, maka Tuhan akan bangunkan baginya rumah di taman-taman surga.” Dalam riwayat lain disebutkan Nabi bersabda, ”Janganlah engkau debat saudaramu; janganlah engkau lawan dia; dan janganlah engkau menjanjikan sebuah janji kepadanya lalu kau langgar janji itu.”
Kejahatan lidah yang kelima adalah perkataan yang di dalamnya terkandung unsur permusuhan, kedengkian, menyakitkan, serta menjatuhkan harga diri orang lain. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari; Suatu saat ada sahabat yang mencemooh Imam Ali kw karena kepalanya yang tidak berambut. Orang itu berkata, ”Hai, lihat! Sudah datang Si Botak!” Mendengar ucapan itu, Nabi berkata, ”Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.”
Kejahatan keenam adalah melebih-lebihkan pembicaraan untuk menunjukkan kefasihan dalam berbicara. Diriwayatkan dari Sayyidah Fatimah as, Nabi saw pernah bersaba, ”Sejelek-jeleknya umatku ialah orang yang di pagi harinya banyak memperoleh kenikmatan, lalu ia makan dan berpakaian secara berlebihan, dan ia banyak melebih-lebihkan pembicaraannya.”
Kejahatan lidah yang ketujuh adalah lidah yang sering mengucapkan kata-kata kotor. Rasulullah saw bersabda, ”Bukanlah seorang mukmin orang yang kata-katanya kotor, kasar, menusuk, dan melaknat.” Kata-kata kotor adalah kata-kata yang apabila kita mengucapkannya kita dianggap tidak sopan. Sedangkan kata-kata kasar adalah kata-kata yang sebaiknya tidak kita ucapkan karena ada kata-kata lain yang jauh lebih halus. Seorang mukmin harus bisa menyampaikan makna ingin diutarakannya dengan bahasa yang halus.
Di sisi lain, Islam pun memuji orang-orang yang berkata jujur dan apa adanya, seperti Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah saw bersabda, “Di bawah kolong langit ini, di atas bumi yang hijau ini, tidak ada lidah yang lebih jujur daripada lidah Abu Dzar.” Tetapi Abu Dzar juga pernah ditegur oleh Rasulullah saw karena terlalu jujur dalam berkata. Suatu saat, Abu Dzar bertengkar dengan sahabat Amar bin Yasir. Amar adalah orang yang berkulit hitam karena ada garis keturunan dari ibunya yang berkulit hitam. Ketika bertengkar, Abu Dzar berkata kepada Amar, “Hai, anak perempuan berkulit hitam!” Rasulullah saw mendengar hal itu. Ia menegur Abu Dzar, “Celakalah kamu, Abu Dzar! Tidak ada kelebihan orang berkulit putih di atas orang berkulit hitam; (tidak ada kelebihan) orang Arab di atas orang ‘Ajam'.” Mendengar ucapan Rasulullah saw tersebut, Abu Dzar langsung merebahkan tubuhnya. Ia letakkan pipinya di atas tanah lalu memerintahkan Amar untuk menginjak kepalanya sebagai tebusan ucapannya tadi.
Kejahatan lidah yang kedelapan adalah melaknat. Sementara kejahatan yang kesembilan adalah lebih banyak bernyanyi daripada membaca Al-Quran. Al-Ghazali menyebutkan ada nyanyian-nyanyian yang diperbolehkan dalam Islam untuk kita nyanyikan. Tapi sebagian besar nyanyian itu tidak bermanfaat dan melalaikan kita dari Allah. Nyanyian yang baik adalah nyanyian yang di dalamnya ada ungkapan-ungkapan kerinduan kepada Allah dan terkandung pujian-pujian untuk Allah swt.