August 11, 2011 at 6:31pm
Abu Hazim ra berkata, "Sesungguh nya seorang hamba yg mengerjakan suatu kebajikan lalu ia merasa senang karena telah mengerjakanya, ketahuilah bahwasanya Alloh Ta'alah tdk menciptakan suatu kejelekan yg lebih berbahaya dari pada hal itu. Sebaliknya, seorang hamba yg mengerjakan suatu kejelekan lalu ia merasa susah karena telah mengerjakannya, ketahuilah bhw Allah ta'ala tdk menciptaka n suatu kebajikan yg lebih bermanfaat dr pd hal itu." (Syarah Al-Hikam, hal. 72)
Inti pernyataan tsb adalah, seyogyanya bg org yg telah mengerjakan ibadah harus merasa susah dan kuatir jangan2 amal ibadahnya tdk diterima oleh Allah swt, sedangkan bagi org yg telah berbuat maksiat harus berharap penuh dosanya diampuni Allah dan bertobat serta jangan putus asa.
Bila dibaca sekilas memang hikmah diatas seakan-akan salah, akan tetapi tdk demikian halnya, apabila dipahami dan dikaji secara mendalam semisal, melakukan shalat terasa nikmat, merasa tentram saat berdzikir, itu semua tergolong bagus akan tetapi tdk boleh senang dg keduanya (tentram dan nikmat), sebab rasa nikmat melalukan shalat dan rasa tentram saat berdzikir bukanlah karna Alloh, sehingga apabila senang dg keduanya berarti senang dg sesuatu selain Allah. Senanglah hanya kpd Alloh, krn Allohlah yg telah memberi rasa nikmat saat mengerjakan shalat dan rasa tenteram saat berdzikir, senanglah kpd Allah yg telah memberikan rasa nikmat dan tentram, bukan senang kpd kedua rasa tsb.
Amal baik yg membuat hati pelakunya merasa senang, tenyata adalah amal yg paling jelek dan berbahaya, sebab amal itu akan di akui oleh si pelakunya sbg amalnya sndri, hasil dari jerih payah dan usahanya dan yg ia harapkan menjadikan penyelamat dirinya dari siksa neraka, di sinilah letak kejelekan tsb. Apabila senang, senanglah kpd Allah yg telah memberikan anugerah dan kemampuan utk mengerjakan amal kebaikan, janganlah senang kpd amal kebaikan itu.
Apabila mengerjakan amal kebaikan, akuilah bhw itu adalah fadlol (anugerah) dari Allah, sebaliknya apabila mengerjakan kejelekan, akuilah bhw itu dari diri sndr.
Wallahu alam bi showab.
No comments:
Post a Comment