Tuesday, July 30, 2013

NEVER GIVE UP, C'MON!

Kamis, 02 April 2009

1. Hadapi kenyataan: Mungkin saja yang menjadi “polisi tidur” penghambat jalan sukses anda adalah diri anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah anda merupakan sumber semua masalah tersebut.

2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.

3. Agar mendapat gambar yang jelas, anda pelu fokus. Begitu anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan anda erjakan, anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan anda harus mengerjakan.

4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.

5. Bila anda bergerak itu belum berarti maju. Gejala pasti anda dalam belenggu kesulitan adalah saat anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar anda dapat bergerak maju, anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.

6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. “Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik,” begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.

7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi anda.

8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda “manusiawi” adalah “mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda.” Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda “humanitas”. Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, “sudah dari sononya”, atau sikap keras kepala. Jika itu adalah anda, maka terimalah moto baru: “Jangan lakukan!” Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.

9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh anda untuk memecahkan persoalan anda. Mintalah pertolongan mereka.

10. Bila tidak membuat anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju kesuksesan anda tidaklah mudah. Mungkin anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah anda sehingga membuat anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang anda pilih. Bila anda tidak merasa bahagia maka anda perlu mengevaluasi tujuan anda atau bagaimana anda mencapai tujuan
tersebut.

Nuzulul Qur'an

“Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra: 106)
Hari Kamis tanggal 25 Juli 2013 yang lalu  telah diselenggarakan kegiatan Nuzulul Qur'an bertepatan dengan pengajian rutin Kamis malam Jumat. Sesuai "dhawuh" dari Mbah Dul Kholiq, beliau menyatakan agar kegiatan pengajian dan mujahadah jangan ada liburnya.




Sunday, July 21, 2013

Keutamaan Diam

May 25, 2011 at 10:22pm

Salah satu praktek yang harus ditempuh para sufi dalam perjalanan mereka mendekati Tuhan disebut dengan Al-Shumt. Dalam praktek ini, seorang sufi berusaha mengendalikan lidahnya dengan membiasakan diri untuk banyak diam dan mengurangi pembicaraan.

Dalam kitab Ihyâ ‘Ulûmuddîn, Imam Al-Ghazali menceritakan seorang saleh yang mempunyai kebiasaan untuk bicara hanya setelah salat Isya saja. Kebiasaan ini ia kerjakan selama lebih dari empat puluh tahun. Jika tidak ada hal yang sangat perlu untuk ia bicarakan, ia lebih memilih untuk diam. Dengan ini ia mengurangi pembicaraannya hampir pada tingkat nol.

Menurut Sayyid Haidar Amuli, jika kita menutup mulut untuk tidak bicara, itu berarti kita mengizinkan hati kita untuk bicara lebih banyak. Sebenarnya kita memiliki hati yang selalu mengajak kita berbicara. Salah satu pembicaraan hati adalah mengecam perilaku-perilaku kita yang kurang baik. Seperti disebutkan dalam Al-Quran: Sungguh aku bersumpah demi hati yang selalu mengecam. (QS. Al-Qiyamah: 2)

Hati bisa berbicara. Ketika mulut seseorang terlalu banyak bicara, ia tidak akan dapat mendengar suara hati nuraninya. Suara hatinya tersumbat oleh riuhnya suara-suara mulutnya sendiri.

Tuhan memberikan isyarat-isyarat gaib-Nya kepada kita melalui hati kita. Jika kita terlalu banyak bicara, isyarat-isyarat gaib itu akan terhalang. Dalam Al-Quran, Allah swt menunjukkan kemurkaan-Nya kepada orang-orang yang terlalu banyak bicara: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu membicarakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Al-Shaf: 3) Meskipun demikian, dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa kemampuan bicara adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Allah seperti dinyatakan dalam surat Al-Rahman: Tuhan Yang Mahapemurah, Yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia dan mengajarnya pandai berbicara. (QS. Al-Rahman: 1-4)

Masih dalam Ihyâ Ulûmuddîn, Imam Al-Ghazali mengelompokkan pembicaraan kepada empat macam. Pertama, pembicaraan yang hanya mengandung bahaya saja dan tidak memiliki manfaat. Kedua, pembicaraan yang mempunyai manfaat dan tidak di dalamnya tidak mengandung bahaya. Ketiga, pembicaraan yang selain ada manfaatnya juga ada bahayanya. Keempat, pembicaraan yang tidak mengandung bahaya dan tidak memiliki manfaat.

Pembicaraan yang banyak mengandung bahaya dan tidak memiliki manfaat jelas harus kita hindari. Kita pun harus menghindari pembicaraan yang tidak ada manfaatnya dan tidak ada bahayanya. Pembicaraan seperti itu adalah pembicaraan yang berlebihan. Nabi saw bersabda, “Manusia yang paling baik adalah manusia yang memberikan kelebihan hartanya dan menahan kelebihan omongannya.”

Jenis pembicaraan yang ketiga, yaitu pembicaraan yang selain ada manfaatnya juga ada bahayanya itu juga lebih baik kita hindari. Sesuai satu dalil dalam Ushul Fiqh yang menyatakan bahwa bahwa bila di dalam satu unsur terdapat bahaya sekaligus manfaat, maka unsur itu harus kita tinggalkan. Demikian pula halnya dengan minuman keras. Al-Quran bercerita tentang manfaat yang ada dalam minuman keras namun bahaya yang terdapat d
i dalamnya lebih besar: Katakanlah pada keduanya itu (khamar dan judi) terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya. (QS. Al-Baqarah: 219)

Imam Al-Ghazali hanya memperbolehkan satu jenis pembicaraan saja; yaitu pembicaraan yang hanya memiliki manfaat dan tidak mengandung bahaya.

Keutamaan Diam

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa yang diam, dia pasti selamat.” Sementara pada waktu lain, Rasulullah saw berkata, “Diam itu kearifan tetapi sangat sedikit orang yang melakukannya.”

Hadis lain yang diriwayatkan dari Abdullah bin Sufyan menceritakan seseorang yang datang menemui Rasulullah saw. Orang itu meminta, ”Wahai Rasulullah, ceritakan kepadaku tentang Islam, yang setelah engkau tiada aku tidak akan bertanya lagi kepada siapa pun.” Nabi menjawab, ”Katakanlah: Kamu beriman kepada Allah lalu beristiqamahlah kamu.” Orang itu bertanya lagi, ”Ya Rasulallah, dari hal apa aku harus berhati-hati?” Rasulullah saw menjawab dengan isyarat tangan yang menunjuk kepada lidahnya.

Uqbah bin Amir pernah bertanya kepada Rasulullah, ”Wahai Rasulallah, apakah arti dari keselamatan itu?” Nabi saw menjawab, ”Kendalikanlah lidah kamu; jadikanlah rumahmu sebagai tempat yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman dengan kehadiran orang-orang saleh dan menangislah akan kesalahan kamu.”

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin menjaminkan kepadaku apa yang ada di antara kedua gerahamnya dan apa yang ada di antara kedua kakinya, aku jaminkan bagi dia surga.”

Hadis yang lain meriwayatkan Rasulullah saw berkata, ”Tidak akan lurus iman seseorang sebelum lurus hatinya dan tidak akan lurus hati seseorang sebelum lurus lidahnya. Dan tidak pernah masuk surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari gangguan lidahnya.” Orang yang lidahnya senang mengganggu tetangganya diharamkan masuk surga. Di zaman Nabi, suatu hari dilaporkan kepada Nabi perihal seorang perempuan yang kerjanya setiap hari berpuasa dan setiap malam salat tahajud, tetapi perempuan ini sering menyakiti hati tetangganya dengan lidahnya. Rasulullah saw mengatakan, “Dia berada di neraka.”

Seorang Arab dari dusun pernah datang menemui Nabi saw seraya berkata, ”Wahai Rasulullah, tunjukanlah aku kepada satu amal yang bisa memasukkan aku ke dalam surga.” Nabi berkata, ”Berikanlah makanan kepada yang lapar, berikanlah minuman kepada yang dahaga, perintahkan kebaikan, dan larang keburukan. Jika engkau tidak mampu melakukan itu semua, tahan lidahmu kecuali untuk yang baik saja.”

Sebuah hadis yang lain menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Amal yang paling ringan dilakukan tubuh kita adalah diam.” Diam adalah satu-satunya amal yang bentuknya tidak sulit untuk dikerjakan tetapi dalam prakteknya susah untuk dilakukan, padahal diam merupakan amal saleh. Dalam riwayat lain, Rasulullah berkata, ”Selamatnya manusia adalah karena ia memelihara lidahnya. Ketergelinciran lidah lebih berbahaya daripada luka-luka di dalam tubuh.” Ketergelinciran lidah adalah kebinasaan yang paling berat.

Abdullah bin Mas’ud berkata, ”Demi Allah Yang tiada Tuhan kecuali Dia, tidak ada yang kita perlukan untuk kita penjarakan selama-lamanya selain lisan kita.” Thawus Al-Yamani, salah seorang sufi besar, pernah berkata, “Lidahku adalah binatang buas. Kalau aku lepaskan dia, dia akan memakanku.” Wahab bin Munabbih menyebutkan, ”Wajiblah buat orang yang berakal untuk bertindak arif dalam mengetahui keadaan zamannya dan menjaga lisannya serta memperhatikan urusannya.” Seorang tokoh sufi lain, Hasan Al-Bashri, berkata, ”Belum sempurna agama seseorang sebelum dia menjaga lisannya.”

Dalam Nahjul Balâghah, Imam Ali berkata, ”Al-lisân mîzânul insân." Lidah itulah ukuran manusia.” Dalam riwayat lain, Imam Ali menyebutkan, ”Lisan itu adalah penerjemah hati.” Imam Ali juga berkata, ”Betapa banyaknya darah tertumpah karena lidah; betapa banyaknya manusia yang binasa karena lidahnya; dan betapa banyaknya ucapan yang menyebabkan kamu kehilangan kenikmatan. Maka simpanlah perbendaharaan lidahmu sebagaimana kamu menyimpan perbendaharaan emas dan uangmu.” Ucapan Imam Ali yang lain tentang hal ini adalah, “Kecelakaan manusia karena lidahnya dan keselamatan manusia terletak dalam pengendalian lidahnya.”

Kejahatan Lidah

Imam Al-Ghazali menyebutkan beberapa kejahatan yang dapat dilakukan oleh lidah kita. Hanya satu cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari kejahatan lidah, yaitu dengan jalan diam.

Kejahatan lidah yang pertama adalah berbicara hal-hal yang tidak perlu. Nabi saw bersabda, ”Seseorang tidak dianggap mukmin sebelum dia menghindari segala sesuatu yang tidak perlu baginya.” Ciri seorang muslim yang baik ialah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat darinya.

Anas, seorang sahabat Nabi, bercerita; Suatu hari pada Perang Uhud, aku melihat seorang pemuda yang mengikatkan batu ke perutnya lantaran kelaparan. Ibunya lalu mengusap debu dari wajahnya sambil berkata, ”Semoga surga menyambutmu, wahai anakku.” Ketika melihat pemuda yang terdiam itu, Nabi berkata, ”Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin ia tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.” Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, ”Kalau engkau temukan seseorang yang sangat berwibawa dan banyak diamnya, ketahuilah mungkin ia sudah memperoleh hikmah.”

Kejahatan kedua adalah pembicaraan yang berlebihan. Kelebihan pembicaraan dapat terjadi bila kita ingin menunjukkan kefasihan pembicaraan kita kemudian kita hias pembicaraan kita dengan hal-hal yang tidak perlu, agar orang lebih tertarik pada omongan kita. Penyebab kelebihan pembicaraan juga adalah adanya sikap ingin menunjukkan kepada orang lain tentang sesuatu yang sebenarnya tidak pantas untuk kita tunjukkan. Terkadang kita sering berbicara kepada orang tentang sesuatu yang sebenarnya orang lain tidak berkepentingan dengan hal itu. Tetapi lidah kita gatal untuk menceritakannya pada orang lain.

Banyak berbincang-bincang atau mengobrol juga termasuk ke dalam kategori pembicaraan yang berlebihan. Al-Quran menyebutkan, ”Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam per-bincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.” (QS Al-Nisa: 114) Dalam suatu hadis disebutkan, ”Berbahagialah orang yang menahan kelebihan pembicaraannya dan membelanjakan kelebihan hartanya.”

Kejahatan ketiga adalah mengobrol tentang hal-hal yang batil. Di hari akhirat nanti, terjadi perbincangan antara para penghuni surga dan para penghuni neraka. Ahli surga bertanya kepada ahli neraka, “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke neraka?” Para ahli neraka menjawab, “Dahulu kami tidak pernah melakukan salat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS. Al-Mudatsir: 42-45).

Kejahatan lidah yang keempat adalah berdebat. Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari. Seringkali lidah kita gatal untuk mendebat seseorang. Kita menikmati perdebatan karena dengan perdebatan kita dapat memuaskan nafsu binatang buas yang ada pada diri kita. Sifat binatang buas ini mendorong kita untuk mengalahkan, menghancurkan, dan membuat kita lebih tinggi daripada orang lain.

Nabi berkata, ”Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, maka Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga. Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan yang batil, maka Tuhan akan bangunkan baginya rumah di taman-taman surga.” Dalam riwayat lain disebutkan Nabi bersabda, ”Janganlah engkau debat saudaramu; janganlah engkau lawan dia; dan janganlah engkau menjanjikan sebuah janji kepadanya lalu kau langgar janji itu.”

Kejahatan lidah yang kelima adalah perkataan yang di dalamnya terkandung unsur permusuhan, kedengkian, menyakitkan, serta menjatuhkan harga diri orang lain. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari; Suatu saat ada sahabat yang mencemooh Imam Ali kw karena kepalanya yang tidak berambut. Orang itu berkata, ”Hai, lihat! Sudah datang Si Botak!” Mendengar ucapan itu, Nabi berkata, ”Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.”

Kejahatan keenam adalah melebih-lebihkan pembicaraan untuk menunjukkan kefasihan dalam berbicara. Diriwayatkan dari Sayyidah Fatimah as, Nabi saw pernah bersaba, ”Sejelek-jeleknya umatku ialah orang yang di pagi harinya banyak memperoleh kenikmatan, lalu ia makan dan berpakaian secara berlebihan, dan ia banyak melebih-lebihkan pembicaraannya.”

Kejahatan lidah yang ketujuh adalah lidah yang sering mengucapkan kata-kata kotor. Rasulullah saw bersabda, ”Bukanlah seorang mukmin orang yang kata-katanya kotor, kasar, menusuk, dan melaknat.” Kata-kata kotor adalah kata-kata yang apabila kita mengucapkannya kita dianggap tidak sopan. Sedangkan kata-kata kasar adalah kata-kata yang sebaiknya tidak kita ucapkan karena ada kata-kata lain yang jauh lebih halus. Seorang mukmin harus bisa menyampaikan makna ingin diutarakannya dengan bahasa yang halus.

Di sisi lain, Islam pun memuji orang-orang yang berkata jujur dan apa adanya, seperti Abu Dzar Al-Ghifari. Rasulullah saw bersabda, “Di bawah kolong langit ini, di atas bumi yang hijau ini, tidak ada lidah yang lebih jujur daripada lidah Abu Dzar.” Tetapi Abu Dzar juga pernah ditegur oleh Rasulullah saw karena terlalu jujur dalam berkata. Suatu saat, Abu Dzar bertengkar dengan sahabat Amar bin Yasir. Amar adalah orang yang berkulit hitam karena ada garis keturunan dari ibunya yang berkulit hitam. Ketika bertengkar, Abu Dzar berkata kepada Amar, “Hai, anak perempuan berkulit hitam!” Rasulullah saw mendengar hal itu. Ia menegur Abu Dzar, “Celakalah kamu, Abu Dzar! Tidak ada kelebihan orang berkulit putih di atas orang berkulit hitam; (tidak ada kelebihan) orang Arab di atas orang ‘Ajam'.” Mendengar ucapan Rasulullah saw tersebut, Abu Dzar langsung merebahkan tubuhnya. Ia letakkan pipinya di atas tanah lalu memerintahkan Amar untuk menginjak kepalanya sebagai tebusan ucapannya tadi.

Kejahatan lidah yang kedelapan adalah melaknat. Sementara kejahatan yang kesembilan adalah lebih banyak bernyanyi daripada membaca Al-Quran. Al-Ghazali menyebutkan ada nyanyian-nyanyian yang diperbolehkan dalam Islam untuk kita nyanyikan. Tapi sebagian besar nyanyian itu tidak bermanfaat dan melalaikan kita dari Allah. Nyanyian yang baik adalah nyanyian yang di dalamnya ada ungkapan-ungkapan kerinduan kepada Allah dan terkandung pujian-pujian untuk Allah swt.

Tentang Kentang dan Kebencian

May 22, 2011 at 4:52pm

Seorg Ibu Guru TK mengadakan "permainan"
Ibu Guru menyuruh anak2 muridnya membawa kantong plastik transparan 1buah & kentang.

Masing" kentang tsb diberi nama berdasarkan nama org yg dibenci. Sehingga jmlh kentang'nya tdk ditentukan brp, tergantung jumlah org yg dibenci.

Pd hari yg disepakati masing" murid membawa kentang dlm kantong plastik. Ada yg berjmlh 2, ada yg 3 bahkan ada yg 5.

Murid" hrs membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,
selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang2pun mulai membusuk, murid2 mulai mengeluh, apalagi yg membawa 5bh kentang, selain berat baunya juga tdk sedap.

Stlh 1minggu murid" TK tersebut merasa lega krn penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru:"Bgmn rasanya membawa kentang selama 1minggu anaǩ2 ?"

Keluarlah keluhan dari murid2 TK tersebut, pd umumnya mereka tdk merasa nyaman hrs membawa kentang2 busuk tsb kemanapun mereka pergi.

Gurupun menjelaskan apa arti dari "Permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru:

"Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa2 apabila kita tdk bisa memaafkan orang lain.!"

Sungguh sangat tdk menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi.

Itu hanya 1minggu, bgmn jk kita membawa kebencian itu seumur hidup..?"

Alangkah tidak nyamannya..

Krn itu, lepaskanlah pengampunan kpd orang yang Anda benci.

Krn ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sdng memegang bola berduri.

Semakin anda tdk mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yg akan merasakan sakit.

krn itu tdk ada jln lain kecuali melepaskan pengampunan..

Jd bagi yg semua orang yg pernah aku sakiti dan pernah tersinggung krn perkataan maupun perbuatanku baik sengaja maupun tidak

Semoga tidak ada kebencian lg diantara kita, :)

Tujuh Manfaat "Diam"

May 20, 2011 at 9:02pm

Pertama:
Merupakan Ibadah tanpa harus capek

Kedua:
Merupakan hiasan diri tanpa perhiasan

Ketiga:
Wibawa tanpa kekuasaan

Keempat:
Benteng tanpa dinding

Kelima:
Tidak perlu meminta maaf kepada siapapun

Keenam:
Malaikat pencatat amal menjadi rehat :D

Ketujuh:
Penutup keburukan dan sisi-sisi kejahiliyahan diri

Dengan diam, anda mendapatkan kekuatan hebat untuk berfikir secara mendalam tentang apa yang terjadi di sekelilingmu, serta dapat konsentrasi dengan penuh tentang rasionalitas suatu jawaban.

Dengan diam anda telah menguasai orang-orang yang ada di hadapan anda melalui pandangan mata anda yang mengandung banyak makna tersembunyi, yang membuat mereka kebingungan dalam memberikan tafsirnya.

Diam yang disertai sedikit gerak pisik dan isyarat mata telah memaksa orang yang ada di hadapan anda harus banyak mengungkapkan isi hatinya, sehingga ia lebih banyak berbicara daripada yang seharusnya ia berbicara.

Bisa jadi diam terasa oleh orang lain sebagai serangan terselubung yang menjadikannya semakin mendongkol, sehingga anda menjadi lebih kuat tanpa harus berbicara dan bercapek-capek.

Diam bisa menjadi solusi paling jitu dalam menghadapi berbagai problema rumah tangga ringan yang bertumpuk-tumpuk.

Di saat-saat genting, diam dapat melahirkan sikap dihormati, sebaliknya, perlawanan dan perdebatan dapat melahirkan sikap semakin menjauh dan dendam.

Dengan diam, anda telah menghancurkan berbagai senjata orang yang berseteru denganmu, serta menelanjangi mereka dari kemampuannya untuk melanjutkan kosa katanya.

Diam telah menjadi guru yang baik agar anda belajar menjadi pendengar yang baik, di mana banyak orang telah kehilangan sifat ini

Saturday, July 20, 2013

Jadwal Mujahadahan Selama Bulan Romadhon

Biasanya pada bulan Romadhon, di pondok tidak diselenggarakan mujahadahan. Akan tetapi pada Bulan Romadhon kali ini insya Allah mujahadahan akan tetap diselenggarakan bertepatan dengan malam Ahad Kliwon seperti biasa, yaitu pada tanggal 3-4 Agustus 2013. Mudah-mudahan malam tersebut bertepatan dengan malam Lailatul Qadr dan kita semua bisa datang mengikuti mujahadah dan mendapatkan barokah malam tersebut dari Allah SWT. Aamiin.
Sementara untuk malam "selikuran" insya Allah akan bertepatan dengan mujahadah Selasa Kliwon di Mbah Dul Kholiq. Bagi para santri dan jamaah yang berminat untuk mengikuti mujahadah Selasa Kliwon pukul 21.00 di Mbah Dul Kholiq, dapat berkumpul di pondok sebelum pukul 20.30 agar bisa berangkat bersama-sama dengan Gus Arief dan para santri serta jamaah lainnya.

Banyak Manfaat Kalo Kita Menjaga Sholat Subuh "On Time"

May 15, 2011 at 6:05am

Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan shalat subuh yang disepelekan sebagian orang itulah sebabnya para sahabat Nabi Muhammad berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan kesempatan emas itu. Pernah suatu ketika mereka terlambat shalat subuh dalam penaklukan benteng Tartar, "tragedi" ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya.
Yang menarik, subuh ternyata juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum 'Ad, Tsamud dan kaun pendurhaka lainnya dilibas petaka pada waktu subuh-yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. Pernah salah seorang Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak pernah takut kepada orang Islam kecuali pada suatu hal, yaitu bila jumlah jamaah shalat subuh sudah menyamai jumlah jamaah shalat Jumat.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari pernyataan di atas ? Ternyata, orang Yahudi telah jeli terhadap kondisi kita daripada diri kita sendiri. Betapa selama ini kebanyakan kaum muslimin terlena dalam malam yang panjang, sehingga menyisakan segelintir orang yang membentuk sederet dua deret shaf pada shalat subuh. Mereka tidak menyadari, ada nilai religi dan filosofi yang kuat dalam pelaksanaan shalat subuh, alih-alih, justru Yahudi yang menyadarinya.
Shalat yang agung ini benr-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak sekali hadits yang mendorong untuk melaksanakan shalat subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya. Dan di antara keistimewaan tersebut, antara lain ;
1. Pahala Tanpa Batas
Orang yang melaksanakan Shalat Subuh dengan berjamaah mendapatkan keistimewaan yang tidak didapatkan orang-orang yang melaksanakan selain shalat subuh dengan berjamaah. Bahkan dia akan mendapatkan lebih dari semua itu.
a. Pahala shalat malam satu malam penuh
Dari Utsman bin Affan berkata, Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang Shalat Isya secara berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan shalat setengah malam. Dan barang siapa yang shalat subuh berjamaah maka seakan-akan ia telah melaksanakan shalat satu malam penuh" (HR. Bukhari)
Mampukan anda melaksanakan shalat malam satu malam penuh ?
Dengan karunia dan kemuliaann-Nya, Allah telah memberi anda pahala ini. Jika anda melaksanakan shalat subuh dan isya berjamaah, dan telah diketahui bahwa pahala shalat malam sangat besar dan agung. Tapi pahala shalat subuh berjamaah jauh lebih mulia darinya.
Pahala shalat subuh lebih tinggi. Kewajiban melaksanakan shalat subuh lebih penting. Doa lebih cepat dikabulkan pada saat shalat subuh, Namun mengapa manusia lebih memilih tidur pada saat azan shalat subuh ? Mengapa mereka meninggalkan kebaikan ini ? Sebuah pertanyaan yang perlu kita segera jawab
b. Sumber-sumber cahaya di hari kiamat
Shalat subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung dan bintang-bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah, "Apabila matahari digulung dan apabila bintang-bintang berjatuhan" (QS At-Takwir : 1-2)
Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu, manusia sangat membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya agar bisa melewati kumpulan orng-orang yang begitu banyak jumlahnya, tatkala melewati shirath (jembatan di akhirat), cahaya sangat dibutuhkan. Shirath ini mengerikan kondisinya, tidak akan ada yang bisa melewati kecuali orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Dari mana orang-orang mukmin mendapatkan cahaya agung pada hari yang sangat gelap itu ? Cahaya itu amal perbuatan mereka yang banyak ketika di dunia. Cahaya itu adalah janji Allah sebagai balasan bagi amal-amal mereka, di antara amalan itu adalah shalat subuh berjamaah
Rasulullah bersabda, "Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan malam menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
"Orang yang banyak berjalan" maksudnya adalah mereka yang membiasakan diri melaksanakan keutamaan yang besar ini (Shalat berjamaah)
"Kegelapan" maksudnya adalah shalat Isya dan shalat subuh
Ungkapan "menuju masjid" merupakan dalil yang sangat jelas bahwa cahaya itu diberikan kepada orang yang membiasakan diri shalat subuh dan Isya berjamaah di masjid
c. Surga yang dijanjikan
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang shalat pada dua waktu yang dingin niscaya akan masuk surga" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dua waktu yang dingin itu adalah shalat subuh dan Ashar (lihat Fathul Bari 2/71)
2. Melihat ALLAH
Inilah keistimewaan tertinggi di antara keistimewaan-keistimewaan sebelumnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah, ia berkata "Kami sedang duduk bersama Rasulullah ketika melihat bulan purnama, beliau berkata. "Sungguh kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama yang tidak terhalang dalam melihatnya"
Maksudnya, anda akan melihat-Nya dengan jelas dan sempurna, kemudian beliau berkata. "Jika kalian sanggup untuk tidak lalai melaksanakan shalat sebelum terbit matahari (subuh) dan sebelum terbenamnya (Ashar) secara berjamaah maka laksanakanlah"
3. Shalat Sunnah yang lebih mulia dari dunia dan isinya
Shalat fajar yaitu shalat sunnah sebelum subuh-merupakan shalat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan shalat sunnah lainnya. Rasulullah bersabda, "Dua rakaat shalat sunnah sebelum shalat subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya" (HR. Muslim)
4. Allah yang menjadi saksi atas waktu ini
Allah mengagungkan waktu shalat subuh di dalam Al-Quran. Dia tidak pernah bersumpah di dalam kitab-Nya dengan waktu shalat kecuali shalat subuh dan ashar. Allah berfirman, yang artinya "Demi Fajar dan malam yang sepuluh" (QS. al-Fajr : 1-2)
Allah yang menjadi saksi atas waktu ini. Waktu yang juga disaksikan hamba Allah yang mulia, yaitu para malaikat, semua malaikat yang ada di langit turun ke bumi untuk menyaksikan shalat subuh.
Dari Abu Hurairah, bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, "Shalat berjamaah lebih afdhal dari shalat yang dikerjakan sendirian sebanyak 25 derajat dan para malaikat yang bertugas pada malam hari bertemu dengan para malaikat yang bertugas pada pagi hari saat shalat subuh" (HR. Bukhari)
Kemudian Abu Hurairah berkata; "Kalau anda mau bacalah Firman Allah. "Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh para malaikat" (QS. al-Israa : 78)
5. Berada di bawah lindungan Allah
Rasulullah memberi janji bahwa bila shalat subuh anda kerjakan maka Allah akan melindungi anda seharian penuh. Rasulullah bersabda. "Barang siapa yang shalat subuh maka ia berada di bawah jaminan Allah" (HR. Muslim)

sumber : Al-Fikrah No. 13 Tahun XII/12 Jumadil Ula 1432 H.

Membantu dan Menjaga Teman Dalam Perjalanan

April 1, 2011 at 11:37pm

Pada suatu hari, ketika rombongan Nabi Muhammad Saw sedang dalam perjalanan menuju ke suatu wilayah, tiba-tiba seorang laki-laki datang menaiki unta tunggangannya. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan sikap yang angkuh, sementara banyak orang yang tak menunggang unta berada di sampingnya.
Nabi Muhammad Saw kemudian bersabda, “Barang siapa memunyai kelebihan kendaraan, hendaknya ia memberikan kepada orang lain yang tak punya. Barang siapa memunyai bekal yang lebih, hendaknya ia memberikan kepada orang lain yang tak punya.”
Abu Sa’id, salah seorang sahabat yang waktu itu ikut serta dalam rombongan beliau, menceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw menyebutkan macam-macam harta dengan nada seperti itu. Sehingga para sahabat menyadari, sesungguhnya tak pantaslah bagi salah seorang dari mereka memunyai kelebihan harta dibanding saudaranya yang lain.
Selain memberikan petuah, Nabi Muhammad Saw juga memberi contoh sikap yang baik selama perjalanan. Nabi Muhammad Saw selalu berada di belakang orang yang jalannya lemah dengan maksud memberi pertolongan. Orang tersebut dibimbing dan digandeng dengan tangan beliau.
Tak hanya kepada para sahabat saja beliau berlaku baik, kepada unta-unta tunggangan pun begitu. Beliau bersabda, “Apabila kamu sekalian sedang bepergian dan melewati tanah yang subur, maka berilah kesempatan kepada unta-unta untuk memakan rumputnya. Apabila kamu sekalian sedang bepergian dan melewati tanah yang tandus, maka percepatlah perjalanan kalian dan kejarlah hingga mencapai tanah yang subur. Jangan sampai unta-unta itu kehabisan tenaga karena lapar.”

Tuesday, July 16, 2013

Nabi Yakub dan Malaikat Maut

March 26, 2011 at 1:43am

Suatu hari, Malaikat Maut datang mengunjungi Nabi Yakub. Melihat kedatangan malaikat itu, Nabi Yakub bertanya, “Wahai Malaikat Maut, engkau datang untuk mencabut nyawaku atau hanya sekedar berkunjung?”
“Aku datang hanya untuk berkunjung saja,” jawab Malaikat Maut.
“Baiklah kalau begitu,” kata Nabi Yakub. Dalam percakapan selanjutnya, Nabi Yakub bertanya pada Malaikat Maut, “Bolehkah aku memohon satu permintaan kepadamu?”
“Apa permintaanmu, wahai Nabi Allah?”
“Jika sudah tiba waktunya nanti, ketika engkau telah diutus untuk mencabut nyawaku, tolong berilah tanda kepadaku sebelumnya.”
“Baiklah,” jawab Malaikat Maut menyanggupi permintaan Nabi Yakub.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun berganti tahun. Malaikat Maut datang kembali dan bertemu Nabi Yakub. Seperti biasa, Nabi Yakub bertanya, “Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku atau sekedar berkunjung?”
“Kali ini aku diutus untuk mencabut nyawamu.”
“Bukankah engkau telah berjanji untuk memberi tanda sebelum saat ini terjadi?” kata Nabi Yakub.
“Benar, dan aku telah melakukan itu. Hanya saja kamu tak menyadarinya. Bukankah kemarin aku datang menjemput keponakanmu, sementara engkau berada di sana?” Ia kemudian melanjutkan, “Aku pun telah mengirim utusan kepadamu. Rambutmu yang dulu hitam kini telah memutih. Tubuhmu yang dulu kekar dan kuat kini melemah. Dulu kamu berjalan dengan tubuh tegak sekarang menjadi bungkuk. Tidakkah kau sadar, semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum ajal menjemputnya?” « [imam]
: Dinukil dari kitab al-Buka’ min Khasyatillah karangan Syaikh Abdurrahman as-Sinjari. Juga kisah dari kitab Zahri Riyadh.

Just silent, please.

October 20, 2009 at 7:18pm

Organ tubuh yg saling merespons apa yg menjadi aktifitasnya.....
Kesibukan para organ2 tubuh yg menempel di ruhaniku....
Sampai lupa siapa yg menjadi tuannya,entah si jasad atau si ruhani....
Organ2 yg menempel di ruhaniku,trus melakukan aktifitasnya tanpa henti....
Duhai organ2 yg menempel di ruhaniku,.....
I beg u 4 a while,just silent....please
Dont disturb my "zawq" from ur activity 4 a while?
Just silent,please...

Sepak Bola

October 1, 2009 at 2:20am

Sepakbola kalo di ibaratkan dlm Kehidupan......
Sepintar2nya pemain bola kalau egois sulit jg utk bs menang....
Harus mw mengalah(ngak egois) n ngejalin kerjasama(ukhuwah)dgn yg laen?
Pinter menyerang tp pertahanan payah y sulit jg utk menang,mlh bs kalah tuh?
Penyerangan(ambisi/duniawi) hrs dibarengi dgn pertahanan(keimanan/akherat) yg kuat jg!.....
Kedua hal udah terpenuhi insyaAlloh gol(keberhasilan dunia n akherat) akan terjadi.....
Goooool!!!!

Ocehan ngak karuan dr si fakir utk para pemain2 bola dimanapun kau berada

Perjalanan Kehidupan

September 30, 2009 at 7:33am

Mmmmmmm......

Lahir....
Hidup....
Dan mati.....
Mmmmmmm.....
Apa kt mw hidup cm numpang lewat doang?
Beri makna utk hidup di akherat nanti dan 
beri arti utk hidup kt di dunia ini...

Monday, July 8, 2013

Padusan di Sendang Nyatnyono

Menyambut bulan suci Ramadan, pada hari Senin Malam Selasa, tanggal 8 Juli 2013, Gus Arief bersama beberapa jamaah Semarang, di antaranya: Mas Supri Jenggot, Mas Ikhsan, Pak Andi, Gus Maulana, Mas Adi, Pak Nanang, dan lain-lain berkumpul di rumah Pak Nanang semenjak ba'da Ashar. Kemudian pada pukul 21.00 bersama-sama meluncur ke Sendang Kalimah Toyyibah, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, atau yang sering dikenal dengan Sendang Nyatnyono untuk melaksanakan ziarah sekaligus kegiatan padusan. Kegiatan ini  insya Allah merupakan simbol penyucian diri umat muslim dalam menjalani ibadah puasa.

Insya Allah jika ada kesempatan, mudah-mudahan Gus Arief berkenan menyampaikan kepada kita semua, sejarah Sendang Nyatnyono sekaligus menceritakan Waliyulloh Syekh Hasan Munadi Ungaran. Kita tunggu saja kisahnya dari beliau.


Monday, July 1, 2013

Pengajian Ahad Kliwon Juni 2013

Pengajian mujahadah malam Ahad Kliwon Bulan Juni 2013 yang lalu jatuh pada hari Sabtu tanggal 29-30 Juni 2013. Masih bertempat di tempat Umi. Alhamdulillah berjalan dengan lancar, dihadiri oleh beberapa kyai, di antaranya Mbah Dul Kholiq dan lebih kurang 160an jamaah dan santri. Setelah acara mujahadah selesai, dilanjutkan dengan sholat malam bersama yang dipimpin oleh Gus Arief dan Mbah Dul Kholiq.
Bagi yang berhalangan hadir, dapat menyaksikan petuah-petuah dari Gus Arief dan Mbah Dul Kholiq melalui video-video berikut ini: